ESDM Kolaborasi AI Tingkatkan Kinerja Sektor Tambang

Jumat, 01 Agustus 2025 | 11:38:59 WIB
ESDM Kolaborasi AI Tingkatkan Kinerja Sektor Tambang

JAKARTA - Pemanfaatan teknologi digital kian menjadi sorotan utama dalam pembangunan sektor energi dan mineral di Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama pelaku industri tambang menunjukkan keseriusan untuk mengakselerasi penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) demi mendukung efisiensi, keberlanjutan, dan pertumbuhan ekonomi nasional. AI bukan lagi sekadar alat bantu teknis, namun telah menjadi bagian vital dalam operasional harian sektor energi, terutama untuk menghadapi era transisi energi hijau yang tengah dicanangkan pemerintah.

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba), Siti Sumilah Rita Susilawati, menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi digital membuka peluang besar bagi perkembangan industri tambang serta mendorong investasi yang lebih luas. Dalam acara Energi dan Mineral Festival 2025 yang digelar di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, ia menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi seperti big data untuk mendukung kegiatan investasi dan eksplorasi.

“Dengan bantuan teknologi, misalnya big data itu bisa terbantukan, jadi semisal ada investor akan melakukan kegiatan penambangan, teknologi bisa dimanfaatkan dengan optimal,” ujar Rita.

Sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah dalam transformasi digital, Ditjen Minerba kini tengah mengembangkan sistem terintegrasi bernama Minerba One. Platform ini mengintegrasikan berbagai modul pertambangan dan dirancang khusus untuk mempermudah pelayanan kepada pengguna internal, instansi pemerintah, serta badan usaha yang terdaftar.

“Jadi, pemerintah pun mau tidak mau, harus bertransformasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada investor, kepada pelaku tambang. Seperti aplikasi terintegrasi menjadi satu sistem yang namanya Minerba One,” jelasnya.

Rita menambahkan bahwa langkah transformasi ini bukan hanya demi pelayanan yang lebih efisien, tetapi juga sebagai upaya memperkuat kebijakan energi nasional yang mendukung kedaulatan sumber daya alam. Menurutnya, jika dimanfaatkan dengan tepat, digitalisasi sektor energi akan memberikan efek domino positif berupa peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), penciptaan lapangan kerja baru, serta penguatan daya saing nasional.

Senada dengan pemerintah, pelaku usaha di sektor tambang juga mengakui pentingnya penerapan teknologi AI dalam menghadapi tantangan industri, khususnya dalam hal efisiensi dan penghematan biaya operasional. Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, menyebutkan bahwa AI kini bukan lagi pelengkap, melainkan sudah menjadi bagian penting dalam sistem kerja perusahaan.

"AI sekarang bukan hanya alat bantu, tetapi sudah seperti karyawan baru. Apalagi harga komoditas sedang menurun, perusahaan harus berhemat. Maka AI dan sistem digital, seperti ChatGPT sangat membantu," kata Meidy.

Ia memaparkan bahwa banyak perusahaan tambang saat ini mengandalkan AI dalam membuka lahan baru, melakukan analisis potensi wilayah, memproyeksikan waktu dan biaya produksi, hingga menjaga konektivitas dengan kantor pusat di kota besar seperti Jakarta. Hal ini sangat krusial, terutama bagi lokasi tambang yang berada jauh dari pusat kota dan sulit diakses secara langsung.

"Kontrol dari pusat ke lapangan tidak bisa lagi dilakukan bolak-balik. Jadi, penggunaan AI sangat vital, apalagi untuk site yang jauh. Beberapa perusahaan bahkan mengandalkan ChatGPT untuk mendapatkan masukan awal sebelum pengolahan akhir dilakukan oleh tim internal," jelas Meidy.

Namun demikian, Meidy tidak menutup mata terhadap tantangan besar yang masih harus dihadapi dalam proses digitalisasi industri tambang. Salah satu hambatan utama adalah persoalan koneksi internet yang belum merata di wilayah tambang terpencil.

"Permasalahan utama adalah koneksi. Di remote area, jaringan belum stabil dan kadang tidak ada sama sekali. Ini yang jadi hambatan utama dalam digitalisasi tambang," ungkapnya.

Oleh karena itu, APNI mendorong pemerintah untuk segera memperkuat pembangunan infrastruktur jaringan digital di area operasi tambang. Meidy menilai bahwa ketersediaan koneksi yang stabil merupakan kunci keberhasilan implementasi AI dalam skala luas.

Festival Energi dan Mineral 2025 pun menjadi momentum penting yang mempertemukan pemerintah dan pelaku usaha dalam semangat kolaboratif. Acara ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga wahana edukasi dan penyebaran informasi mengenai pentingnya transformasi digital demi mencapai kemandirian energi nasional. Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul inisiatif-inisiatif baru dari berbagai pihak untuk terus memperkuat peran teknologi dalam pengelolaan energi dan sumber daya alam Indonesia.

Dengan perkembangan AI yang pesat, sektor energi dan pertambangan nasional kini berada di jalur perubahan yang signifikan. Teknologi mampu menghadirkan efisiensi dari hulu ke hilir, mempercepat pengambilan keputusan berbasis data, serta memperluas akses informasi antar lini operasional. Jika transformasi ini didukung oleh infrastruktur yang memadai, bukan tidak mungkin Indonesia mampu menjadi salah satu negara dengan sistem energi paling modern dan berkelanjutan di kawasan.

Pemerintah dan pelaku industri kini memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa inovasi digital dapat dimanfaatkan secara maksimal, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam konteks inilah, sinergi antara kebijakan publik, kesiapan teknologi, dan partisipasi aktif sektor swasta menjadi pilar utama keberhasilan revolusi digital sektor energi dan tambang di masa depan.

Terkini