JAKARTA – Kantor Staf Presiden (KSP) mengapresiasi langkah Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dalam pengembangan biomassa yang tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendorong perekonomian rakyat. Langkah ini dianggap sebagai inovasi strategis yang berkontribusi signifikan terhadap target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission (NZE).Trijoko M. Soleh Oedin, Tenaga Ahli Utama Kedeputian I KSP, memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan program cofiring oleh PLN EPI yang tidak berbasis Hutan Tanaman Energi (HTE). Sebaliknya, program ini memanfaatkan bahan baku dari limbah pertanian, perkebunan, dan perhutanan serta penanaman di lahan kritis. Pendekatan ini tidak hanya membantu menurunkan emisi dari limbah yang membusuk atau dibakar, tetapi juga meningkatkan penyerapan karbon melalui penanaman di lahan kritis."Program cofiring biomassa yang dijalankan oleh PLN EPI sangat membantu komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi karbon. Dengan memanfaatkan limbah, terjadi penurunan emisi dari proses pembusukan atau pembakaran limbah, sementara penanaman di lahan kritis berkontribusi pada penyerapan karbon di tanah dan tanaman," ujar Trijoko.Program cofiring biomassa ini merupakan bagian dari tiga inisiatif strategis yang dijalankan oleh PLN EPI. Pertama, Program STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomass) yang memanfaatkan limbah pertanian dan pangan seperti sekam, jerami, bonggol jagung, serbuk aren, dan batang singkong. Kedua, Program PERTIWI (Primary Energy Renewable & Territorial Integrated Wisdom of Indonesia) yang menggunakan limbah perkebunan dan perhutanan seperti limbah replanting karet, kulit dan limbah sagu, serta limbah sawit. Ketiga, optimalisasi lahan kritis atau non-produktif melalui program Green Economy Village, yang telah dimulai sejak Februari 2023 bekerja sama dengan Pemerintah Daerah DIY dan Keraton Yogyakarta, dengan penanaman tanaman pakan ternak dan biomassa di Gunung Kidul, DIY.Program-program ini tidak hanya bertujuan mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. "Untuk mencapai Net Zero Emission, diperlukan Life Cycle Assessment dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, kami mendukung penuh program serupa untuk direplikasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait," tambah Trijoko.Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, pengelolaan limbah dan lahan kritis dapat diubah menjadi solusi yang berkelanjutan dan menguntungkan. PLN EPI terus berkomitmen dalam menjalankan dan mengembangkan inisiatif-inisiatif ini untuk mendukung visi pemerintah menuju Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.Inisiatif yang dijalankan oleh PLN EPI menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan dapat berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Ke depan, PLN EPI bertekad untuk terus mengoptimalkan program-program ini dan menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk mengikuti jejak yang sama.