JAKARTA - Harga emas dunia terus merangkak naik dan kini bersiap menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru pada pekan ini. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama di kawasan Timur Tengah, yang memicu permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian global.
Harga emas ditutup dengan lonjakan signifikan sebesar 1,4% menjadi US$ 3.423,6 per ons troi. Sementara rekor tertinggi sebelumnya tercatat pada April lalu di angka US$ 3.500 per ons troi. Dengan momentum ini, pasar memprediksi harga emas siap menembus level tersebut dalam waktu dekat.
Ketegangan Timur Tengah Dorong Harga Emas Melambung
Analis komoditas keuangan, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas. “Serangan balik dari Iran ternyata cukup kuat sehingga mampu meruntuhkan sistem pertahanan Iron Dome Israel. Israel mengalami kesulitan menangkis serangan, dan sejumlah gedung di kota Tel Aviv mengalami kerusakan parah,” ujarnya.
Menurut Ibrahim, serangan tersebut tidak hanya datang dari Iran, tetapi juga melibatkan negara-negara sekutu Iran seperti Yaman, kelompok Houthi, dan Hamas yang turut menyerang Israel. Hal ini membuat situasi semakin kompleks dan meningkatkan ketegangan di kawasan.
Selain itu, dukungan dari sekutu Israel pun semakin intensif. Inggris, misalnya, mengirimkan pesawat tempur untuk membantu Israel dalam konflik ini. Presiden Amerika Serikat juga memberikan ancaman tegas, menyatakan akan membalas jika pangkalan militernya di kawasan Timur Tengah diserang.
“Dengan demikian, kemungkinan besar tensi geopolitik di Timur Tengah akan meningkat pada pekan ini, sehingga mendorong harga emas menembus rekor tertinggi US$ 3.500,” jelas Ibrahim.
Ketegangan di Eropa dan Perang Dagang Memperkuat Tren Naik Harga Emas
Ibrahim menambahkan, ketegangan global tidak hanya terjadi di Timur Tengah. Konflik Rusia dan Ukraina masih berlanjut tanpa tanda-tanda perdamaian, dengan sejumlah kota di Ukraina yang hancur akibat serangan Rusia. Kondisi ini turut memperkuat sentimen negatif di pasar global.
“Selain ketegangan geopolitik, perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga menjadi faktor penting yang menopang harga emas,” kata Ibrahim. Ia menegaskan, hingga kini China belum menyetujui proposal kesepakatan dagang yang diajukan AS, sehingga ketidakpastian di sektor perdagangan internasional terus berlanjut.
The Fed dan Kekuatan Dolar AS di Tengah Gejolak Global
Menjelang hasil pertemuan The Fed pada Juni 2025, pasar tengah menunggu sinyal apakah bank sentral AS akan melakukan perubahan suku bunga acuannya. Meskipun prediksi saat ini menunjukkan The Fed kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga, ketidakpastian ini turut memberikan dorongan pada harga emas.
“Kenaikan harga emas terjadi meski dolar AS menguat. Hal ini menunjukkan pasar tengah memburu aset safe haven di tengah ketidakpastian global,” ujar Ibrahim. Ia juga menambahkan bahwa jika harga emas berhasil menembus level US$ 3.500, maka target berikutnya di kisaran US$ 3.700 tidak akan lama lagi tercapai.
Permintaan Emas sebagai Aset Aman Meningkat
Situasi geopolitik dan ekonomi yang tidak menentu menyebabkan investor dan pelaku pasar mencari instrumen investasi yang aman. Emas, sebagai aset safe haven klasik, menjadi pilihan utama di tengah gejolak global.
Lonjakan harga emas ini tidak hanya berdampak pada pasar internasional, tetapi juga berimbas pada pasar emas domestik. Para investor dan masyarakat di berbagai negara memperketat perhatiannya terhadap pergerakan harga emas, mengingat emas sering dijadikan alat lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi.
Prospek Harga Emas ke Depan
Melihat perkembangan yang ada, analis meyakini bahwa harga emas masih berpeluang naik lebih tinggi lagi dalam waktu dekat. Faktor utama pendukung kenaikan harga adalah ketegangan geopolitik yang masih terus memanas, belum adanya kepastian di perundingan dagang AS-China, dan ketidakpastian kebijakan moneter global.
“Kita perlu waspada karena volatilitas harga emas bisa meningkat signifikan. Namun, bagi investor yang mencari aset perlindungan, momen ini bisa menjadi peluang untuk mengamankan nilai investasi,” imbuh Ibrahim.
Pekan ini menjadi titik krusial bagi pergerakan harga emas dunia. Dengan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang memuncak, konflik di Eropa yang belum reda, dan perang dagang AS-China yang belum menemukan titik temu, harga emas diperkirakan akan terus naik dan bersiap menembus rekor tertinggi baru di kisaran US$ 3.500 hingga US$ 3.700.
Para pelaku pasar dan investor disarankan untuk terus mengikuti perkembangan global dengan seksama, serta memanfaatkan momentum harga emas yang tengah menguat sebagai bagian dari strategi investasi yang bijak di tengah ketidakpastian dunia saat ini.