Badan Cuaca Jepang Peringatkan Potensi Bencana Akibat Hujan

Kamis, 17 Juli 2025 | 12:04:35 WIB
Badan Cuaca Jepang Peringatkan Potensi Bencana Akibat Hujan

JAKARTA - Meningkatnya potensi hujan deras di berbagai wilayah Jepang timur dan barat menjadi perhatian utama masyarakat dan pihak berwenang. Kondisi atmosfer di sekitar wilayah Pasifik terus menunjukkan ketidakstabilan yang signifikan. Hal ini dipicu oleh masuknya udara lembap yang menyusup di sepanjang sisi sistem tekanan tinggi yang menyelimuti seluruh negeri.

Badan Meteorologi Jepang menyampaikan bahwa situasi tersebut berkontribusi besar pada terbentuknya awan hujan lokal di beberapa area penting, khususnya wilayah Tokai dan Kinki. Fenomena ini tidak bisa dianggap sepele, mengingat volume curah hujan yang tercatat cukup tinggi hanya dalam waktu singkat.

Sebagai contoh, dalam kurun waktu satu jam hingga pukul 6 pagi, tercatat curah hujan sebesar 34 milimeter di Kota Kihoku, yang terletak di Prefektur Mie. Di sisi lain, Kota Ogaki di Prefektur Gifu juga mengalami curah hujan cukup tinggi dengan angka mencapai 26,5 milimeter. Dua catatan ini mencerminkan intensitas hujan lokal yang cukup ekstrem dan bisa berulang dalam waktu dekat.

Berdasarkan perkiraan, pada hari Kamis, sistem tekanan tinggi diperkirakan masih akan menetap di wilayah barat. Kondisi ini memungkinkan udara lembap terus mengalir ke sejumlah daerah di Jepang timur dan barat, meningkatkan kemungkinan hujan deras kembali terjadi.

Dalam periode 24 jam ke depan sejak Kamis pagi, prakiraan menyebutkan bahwa curah hujan akan terus turun dalam intensitas tinggi di berbagai wilayah. Beberapa daerah yang diprediksi terdampak paling parah adalah Prefektur Shizuoka dengan potensi curah hujan mencapai 250 milimeter. Selain itu, wilayah Tokai (di luar Shizuoka) dan kawasan Kanto-Koshin juga diperkirakan akan menerima curah hujan hingga 150 milimeter. Wilayah Shikoku pun tidak luput dari ancaman, dengan estimasi hujan mencapai 100 milimeter.

Kondisi ini diperparah dengan kenyataan bahwa tanah di wilayah Tokai, termasuk Shizuoka, telah mengalami pelunakan akibat hujan sebelumnya. Dengan tanah yang telah gembur, risiko bencana alam seperti tanah longsor meningkat secara signifikan apabila hujan deras kembali mengguyur wilayah ini dalam waktu dekat.

Melihat perkembangan ini, Badan Meteorologi Jepang menyampaikan imbauan tegas kepada masyarakat untuk terus waspada terhadap potensi berbagai bencana yang bisa muncul. Risiko utama yang ditekankan antara lain tanah longsor, banjir di daerah dataran rendah, serta luapan sungai yang bisa mengakibatkan kerusakan besar pada infrastruktur dan lingkungan.

Selain bahaya dari curah hujan itu sendiri, masyarakat juga diingatkan terhadap potensi ancaman cuaca ekstrem lainnya. Di antaranya adalah sambaran petir, angin kencang yang datang secara tiba-tiba, hingga munculnya tornado kecil yang bisa terbentuk akibat ketidakstabilan atmosfer.

Peringatan ini diberikan bukan tanpa dasar. Beberapa fenomena cuaca ekstrem memang kerap muncul secara acak dan mendadak ketika suhu udara, kelembapan, dan tekanan atmosfer mengalami perubahan drastis. Dalam kondisi saat ini, seluruh elemen tersebut telah memenuhi syarat terbentuknya badai lokal maupun turbulensi atmosfer lainnya.

Dengan semua risiko tersebut, masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk mengikuti setiap perkembangan informasi cuaca yang dikeluarkan oleh otoritas resmi. Persiapan dini seperti mengecek jalur evakuasi, menyediakan perlengkapan darurat, serta membatasi aktivitas luar ruang sangat dianjurkan untuk meminimalisir dampak dari potensi bencana.

Khusus untuk warga yang tinggal di wilayah pegunungan, lereng, atau tepi sungai, perhatian ekstra harus diberikan. Potensi tanah longsor maupun banjir bandang yang terjadi secara tiba-tiba bisa membawa dampak fatal jika tidak disikapi dengan kewaspadaan yang tinggi.

Imbauan ini menjadi penting mengingat beberapa peristiwa sebelumnya menunjukkan bahwa cuaca ekstrem seringkali datang dengan waktu singkat namun efeknya sangat merusak. Kerusakan infrastruktur, korban jiwa, serta terganggunya aktivitas sehari-hari dapat menjadi konsekuensi langsung dari ketidakwaspadaan masyarakat dalam menyikapi peringatan dini dari otoritas.

Badan Meteorologi Jepang akan terus memantau perubahan kondisi atmosfer dan mengeluarkan pembaruan informasi cuaca secara berkala. Masyarakat diharapkan untuk tidak mengabaikan informasi tersebut serta segera melakukan langkah preventif bila ada peringatan dini yang dikeluarkan.

Meski sebagian wilayah mungkin tidak mengalami curah hujan ekstrem, antisipasi tetap diperlukan karena dinamika atmosfer bisa berubah dengan cepat. Sistem tekanan tinggi yang saat ini mendominasi wilayah barat, bisa saja bergeser atau melemah dalam waktu singkat, memungkinkan udara lembap menyebar lebih luas dan memicu pembentukan awan hujan di wilayah lainnya.

Secara keseluruhan, peringatan ini bukan semata-mata mengenai hujan, tetapi tentang potensi risiko yang lebih besar apabila masyarakat tidak melakukan persiapan sejak dini. Ketika atmosfer tidak stabil dan sistem cuaca menunjukkan gejala-gejala ekstrem, kehati-hatian menjadi kunci utama untuk menjaga keselamatan diri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Terkini

Penyeberangan Tigaras Simanindo Kembali Beroperasi

Kamis, 17 Juli 2025 | 08:54:01 WIB

Manfaat Madu untuk Kecantikan Kulit

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:01:32 WIB

10 Destinasi Wisata Ramah Muslim

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:04:30 WIB

Dominasi BYD di Pasar EV Kian Kuat

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:11:14 WIB