Taman Bendera Pusaka Percantik Jakarta Menuju Global

Taman Bendera Pusaka Percantik Jakarta Menuju Global
Taman Bendera Pusaka Percantik Jakarta Menuju Global

JAKARTA - Jakarta, sebagai ibu kota sekaligus pusat perekonomian Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam menciptakan ruang yang nyaman dan ramah lingkungan bagi warganya. Dalam upaya mewujudkan kota berkelanjutan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan sebuah proyek penting yang bertujuan memperkuat fungsi ruang terbuka hijau (RTH) sekaligus mendukung tata kelola lingkungan yang modern dan adaptif. Proyek ini adalah penataan dan penggabungan tiga taman di kawasan Barito, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menjadi satu kesatuan bernama Taman Bendera Pusaka.

Pada Jumat, 8 Agustus 2025, Pemprov DKI Jakarta mulai mengerjakan penataan kawasan Barito yang mengintegrasikan Taman Langsat, Taman Leuser, dan Taman Ayodya menjadi sebuah ruang hijau multifungsi yang tidak hanya menambah keindahan kota, tetapi juga memainkan peran penting sebagai area resapan air dan penyeimbang ekosistem. Lebih dari itu, taman ini diharapkan menjadi pusat interaksi sosial yang ramah dan nyaman bagi masyarakat Jakarta.

Seorang pengunjung setia, Nanik (50 tahun), yang kerap menghabiskan waktu di Taman Langsat, menyambut baik rencana penataan ulang tersebut. Menurutnya, taman saat ini sudah cukup baik, namun revitalisasi bisa membawa suasana lebih segar dan menarik. Yang menjadi harapannya adalah agar akses masuk tetap mudah dan tidak menyulitkan pengunjung. “Saya setuju dengan penataan ulang ini, tapi tolong aksesnya jangan dipersulit, karena masyarakat harus tetap nyaman datang ke sini,” ujar Nanik.

Baca Juga

Jadwal Film Bioskop Trans TV 11 Sampai 17 Agustus 2025

Bagi Nanik, taman-taman di kawasan Barito bukan hanya sekadar tempat hijau, melainkan ruang penting untuk kegiatan keluarga dan sosialisasi. Ia sering mengajak cucunya bermain dan menikmati suasana yang asri. “Cucu saya sangat senang bermain di sini, apalagi sore hari biasanya banyak teman-temannya. Semoga setelah direnovasi taman jadi lebih bagus,” tambahnya.

Tidak jauh dari situ, Tirto juga berkesempatan berbincang dengan dua remaja asal Jakarta Pusat, Arianti dan Jihan (20 tahun), yang sedang bersantai di Taman Ayodya. Keduanya baru pertama kali mengunjungi taman tersebut dan mengaku senang dengan fasilitas yang ada, terutama tempat berteduh seperti gazebo yang membuat mereka nyaman saat cuaca panas atau hujan. “Kami ke sini cuma buat santai dan ngobrol sama teman. Tempatnya asik banget, nyaman untuk ngumpul,” ujar keduanya.

Selama beberapa jam berada di taman, Arianti dan Jihan melakukan berbagai aktivitas mulai dari makan camilan, membuat konten foto dan video, hingga berbagi cerita. Mereka berharap taman terus dikembangkan dan diberi fasilitas yang memadai, khususnya kamar mandi yang lebih baik. “Kalau fasilitas kamar mandi bisa diperbaiki, pasti makin nyaman,” kata mereka.

Fungsi Ekologis dan Infrastruktur Pendukung

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, M. Fajar Sauri, menjelaskan bahwa Taman Bendera Pusaka yang memiliki luas sekitar enam hektar ini dirancang tidak hanya sebagai ruang rekreasi, melainkan juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem di tengah padatnya Jakarta. “Kami mempertahankan pohon-pohon yang ada agar ekosistem alami tetap terjaga, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan sebagai paru-paru kota,” ujar Fajar saat ditemui Jumat (8/8/2025).

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, mengungkapkan bahwa berbagai infrastruktur pengendali banjir dan sistem sanitasi modern tengah disiapkan sebagai bagian dari pembangunan taman ini. “Kami akan membangun pintu air, instalasi pengolahan air limbah, saringan sampah, dan sediment trap untuk mengelola air secara optimal. Saluran drainase di sekitar taman juga akan diperbaiki agar mampu mereduksi limpasan air saat musim hujan,” jelas Ika.

Kolam retensi yang menghubungkan Taman Langsat dan Taman Leuser sepanjang 750 meter akan menjadi elemen penting dalam sistem pengelolaan air ini, sehingga taman tidak hanya hijau dan indah, tapi juga fungsional secara ekologis.

Pendapat Pakar dan Staf Khusus Gubernur

Dukungan terhadap konsep taman terpadu ini juga datang dari pakar bioteknologi lingkungan dan tata kelola air dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Firdaus Ali, yang juga menjabat sebagai Koordinator Staf Khusus Gubernur Jakarta. Menurutnya, penataan ini mengedepankan tata kelola air yang modern sehingga kawasan tidak hanya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan biru, tetapi juga menjadi pusat aktivitas sosial, olahraga, seni, dan budaya yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.

“Dengan integrasi ketiga taman, kawasan ini dapat menjadi ruang publik terpadu yang nyaman dan bernilai ekologis tinggi, sekaligus mendukung Jakarta menuju kota global berbudaya dan berkelanjutan,” ujar Firdaus.

Makna Nama dan Sejarah Taman

Pemilihan nama Taman Bendera Pusaka mengandung makna mendalam. Seperti benang yang merajut bendera Merah Putih pusaka yang dijahit Fatmawati, ketiga taman disatukan menjadi satu kesatuan. Nama ini menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus penghormatan terhadap nilai sejarah.

Taman ini terletak di kawasan Kebayoran Baru, dirancang sejak 1948 oleh Insinyur M. Soesilo dengan konsep kota taman yang menitikberatkan pada ruang terbuka hijau sebagai fasilitas publik. Lokasinya yang strategis dekat pusat transportasi seperti MRT dan Transjakarta memudahkan warga untuk mengakses taman tanpa kendaraan pribadi.

Pakar tata kota dan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Nirwono Joga, menambahkan bahwa revitalisasi tidak hanya dilakukan di dalam taman, tapi juga kawasan sekitarnya untuk mendorong mobilitas hijau. “Kami ingin orang datang ke taman menggunakan transportasi hijau, seperti transportasi publik atau berjalan kaki. Trotoar akan direvitalisasi untuk menghubungkan tiga taman agar akses menuju ruang hijau juga ramah lingkungan,” jelas Nirwono.

Karena lokasinya dekat kawasan Blok M yang menjadi sentra ASEAN, penataan dilakukan dengan standar internasional dan mengedepankan keberlanjutan, selaras dengan upaya menjadikan Jakarta sebagai kota global.

Pandangan Pemerhati dan DPRD

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Pantas Nainggolan, menyatakan bahwa pembangunan Taman Bendera Pusaka lebih dari sekadar menambah ruang hijau. Ia menilai taman ini akan menjadi ikon baru yang merepresentasikan nilai sejarah dan kebanggaan warga Jakarta.

“Pemulihan ruang terbuka hijau adalah kunci pembangunan Jakarta yang berkelanjutan. Taman Bendera Pusaka menjadi simbol komitmen tersebut sekaligus pengingat sejarah kemerdekaan bagi generasi mendatang,” kata Pantas.

Pantas juga menegaskan bahwa pembangunan taman ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan target menjadikan Jakarta bagian dari 50 besar kota global pada 2029 serta 20 besar dalam dua dekade mendatang.

“Langkah ini harus konsisten dan terintegrasi dengan program lain. Tujuan kami jelas: Jakarta hijau, layak huni, dan membanggakan di mata dunia,” pungkasnya.

Sudut pandang artikel ini menekankan pada langkah strategis Pemprov DKI Jakarta dalam membangun ruang hijau yang multifungsi sebagai bagian penting menuju Jakarta yang berkelanjutan dan berkelas global, dengan mengutamakan aspek ekologis, sosial, dan historis. Semua kutipan dan data tanggal sudah disesuaikan dan dirapikan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Data Manifes Akurat Kunci Keselamatan Penyeberangan Nasional

Data Manifes Akurat Kunci Keselamatan Penyeberangan Nasional

Kereta Api Merah Putih Sambut Liburan Kemerdekaan

Kereta Api Merah Putih Sambut Liburan Kemerdekaan

WIKA Beton Dorong Progres Proyek Tol Semarang Demak

WIKA Beton Dorong Progres Proyek Tol Semarang Demak

Mendorong Infrastruktur Indonesia di Era Prabowo

Mendorong Infrastruktur Indonesia di Era Prabowo

Inovasi Gotong Royong Perkuat Pasar Properti Digital

Inovasi Gotong Royong Perkuat Pasar Properti Digital