
JAKARTA – Kinerja industri perbankan nasional diproyeksikan masih akan menghadapi tantangan signifikan akibat ketidakpastian global yang terus berlanjut. Meski begitu, perbankan Indonesia dinilai masih memiliki ruang untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan profitabilitas, asalkan menerapkan strategi penyaluran kredit yang lebih selektif dan terarah.
Hal ini diungkapkan Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Andry Asmoro, dalam publikasi Daily Economic and Market Review edisi terbaru yang dirilis pada Senin, 16 Juni 2025. Ia menegaskan bahwa tekanan terhadap likuiditas dan volatilitas pasar keuangan global harus dijawab oleh perbankan nasional dengan langkah yang hati-hati, namun tetap oportunis.
“Sektor-sektor seperti hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, telekomunikasi, dan layanan kesehatan terbukti memiliki ketahanan yang tinggi. Selain itu, sektor-sektor ini juga memiliki multiplier effect yang signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Andry.
Baca Juga
Ketidakpastian Global Dorong Perbankan Perkuat Manajemen Risiko
Dalam kondisi global yang dipenuhi ketegangan geopolitik, fluktuasi suku bunga acuan global, serta arus modal yang tidak stabil, lembaga keuangan perlu menempatkan kehati-hatian dalam prioritas tertinggi. Menurut laporan tersebut, meski penyaluran kredit terus mengalami pertumbuhan, perbankan juga memperkuat langkah pengelolaan risiko dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Salah satu indikator yang mencerminkan peningkatan kewaspadaan adalah naiknya Indeks Persepsi Risiko (IPR) ke level 58, dari 55 pada periode sebelumnya. Ini menandakan bahwa pelaku industri menyadari adanya peningkatan potensi risiko, namun tetap percaya diri dalam menghadapi tantangan dengan kesiapan sistem manajemen risiko yang memadai.
Secara bersamaan, perbaikan pada rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) juga diproyeksikan akan terjadi pada kuartal II/2025, seiring penguatan monitoring dan evaluasi terhadap kualitas portofolio kredit.
Optimisme Terhadap Kinerja Perbankan Masih Terjaga
Meskipun terdapat tekanan eksternal, semangat optimisme tetap mewarnai outlook industri perbankan Indonesia. Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) ke level 85, meningkat signifikan dari level 74 pada kuartal sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh ekspektasi terhadap peningkatan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.
Andry juga menekankan bahwa pertumbuhan penghimpunan dana, khususnya dalam bentuk deposito, diperkirakan akan lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Meskipun suku bunga acuan BI Rate diperkirakan akan mengalami penurunan, tingkat suku bunga DPK diprediksi tetap stabil
“Hal ini sejalan dengan upaya bank untuk meningkatkan dana murah guna mencapai target pemberian kredit, serta seiring dengan proyeksi peningkatan permintaan kredit,” jelasnya.
Penguatan likuiditas melalui dana murah terutama current account dan saving account (CASA) dipandang sebagai langkah strategis dalam menjaga efisiensi pendanaan. Strategi ini sangat penting dalam menekan biaya dana (cost of fund) dan mempertahankan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM), yang merupakan kunci profitabilitas jangka panjang.
Survei OJK: Perbankan Tetap Optimis Hadapi Kuartal II/2025
Hasil survei Orientasi Bisnis Perbankan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut memperkuat pandangan optimis terhadap sektor keuangan nasional. Berdasarkan survei tersebut, Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) tercatat masih berada di zona optimis pada level 59, meskipun sedikit menurun dari kuartal sebelumnya yang mencapai 60.
Namun demikian, indikator penting lainnya seperti IEK menunjukkan tren peningkatan yang mencolok, sedangkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) masih tertahan di level rendah, yaitu 34. Ini menunjukkan bahwa meskipun sektor makroekonomi global belum sepenuhnya pulih, kepercayaan terhadap kekuatan sektor perbankan domestik tetap terjaga.
“Optimisme ini didorong oleh harapan berlanjutnya peningkatan intermediasi, serta keyakinan bahwa sektor perbankan memiliki kapasitas yang cukup untuk mengelola risiko,” tulis laporan analisis Bank Mandiri.
Selektivitas Kredit Jadi Kunci di Tengah Ketidakpastian
Dalam menghadapi risiko eksternal yang tidak menentu, selektivitas dalam penyaluran kredit menjadi faktor penentu bagi keberlanjutan bisnis perbankan. Andry menyarankan agar perbankan nasional lebih fokus membidik sektor-sektor ekonomi yang sudah terbukti memiliki daya tahan tinggi serta potensi pertumbuhan jangka panjang.
Sektor hilirisasi industri khususnya nikel, bauksit, dan tembaga merupakan prioritas strategis sejalan dengan agenda pemerintah dalam memperkuat industri pengolahan dalam negeri. Di sisi lain, sektor telekomunikasi dan layanan kesehatan juga dipandang semakin krusial dalam era digital dan pascapandemi.
Langkah selektif ini juga bertujuan untuk menekan potensi peningkatan kredit bermasalah di tengah perlambatan ekonomi global, serta menjaga tingkat efisiensi dan keberlanjutan bisnis bank secara keseluruhan.
Perbankan Harus Adaptif dan Proaktif
Ketidakpastian global bukanlah alasan untuk stagnan. Sebaliknya, ini adalah momentum bagi sektor perbankan untuk berinovasi dalam pengelolaan risiko dan menyusun strategi pembiayaan yang lebih cermat. Dengan mengarahkan pembiayaan kepada sektor produktif yang tahan krisis dan memperkuat efisiensi operasional, perbankan Indonesia diyakini mampu mempertahankan pertumbuhan dan stabilitas di tengah tantangan global.
Strategi adaptif berbasis data, penguatan struktur pendanaan, dan pemilihan sektor pembiayaan yang selektif adalah tiga pilar utama yang akan menentukan arah industri perbankan nasional ke depan. Keseimbangan antara kehati-hatian dan ekspansi yang terukur akan menjadi kunci untuk bertahan dan tumbuh di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Infinix Hot 60 Pro, Gadget Anyar Siap Rilis 24 Juli
- 19 Juli 2025
2.
Jadwal Kapal Pelni Tarakan Parepare Juli 2025
- 19 Juli 2025
3.
Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Samarinda
- 19 Juli 2025
4.
Olahraga Ringan Bantu Jaga Tulang Belakang
- 19 Juli 2025
5.
6 Pasangan Artis Kakak Adik yang Jarang Terekspos
- 19 Juli 2025