
JAKARTA — Bursa saham Asia menunjukkan ketahanan pada perdagangan hari Senin, 16 Juni 2025, meskipun situasi geopolitik yang penuh ketegangan, terutama konflik yang meningkat antara Israel dan Iran, memberikan tekanan tambahan pada prospek ekonomi global. Pasar saham di seluruh Asia Pasifik menunjukkan respon yang hati-hati, di tengah kekhawatiran investor akan dampak dari konflik tersebut terhadap stabilitas ekonomi global.
Pasar Asia Tangguh, Sementara Investor Cenderung Hati-Hati
Seperti dilaporkan oleh Reuters, meskipun ketegangan meningkat di Timur Tengah, bursa saham Asia tetap stabil. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat tipis 0,1%. Pasar Jepang dan Korea Selatan menunjukkan penguatan yang lebih signifikan dengan indeks Nikkei Jepang naik 0,8% dan indeks saham Korea Selatan bertambah 0,5%. Sementara itu, kontrak berjangka S&P 500 di pasar AS juga tercatat naik 0,1%, dengan Nasdaq menguat 0,2%.
Baca Juga
Ketegangan yang berkembang antara Israel dan Iran menambah ketidakpastian ekonomi global, namun investor tampaknya memilih untuk "wait and see" dan tidak terburu-buru mengambil keputusan besar. Meskipun ada kekhawatiran atas potensi eskalasi lebih lanjut yang bisa merusak stabilitas pasar global, respons pasar Asia hingga saat ini tetap cukup tenang.
Harga Minyak Terus Melonjak, Kekhawatiran Gangguan Ekspor
Salah satu sektor yang terdampak signifikan oleh ketegangan tersebut adalah pasar minyak global. Harga minyak terus mencatatkan kenaikan tajam, seiring dengan meningkatnya ketakutan bahwa eskalasi konflik bisa mengganggu jalur ekspor minyak, terutama di Selat Hormuz, yang merupakan jalur vital bagi pengiriman minyak global. Harga minyak Brent pada Senin ini tercatat naik sebesar US$1,11 menjadi US$75,34 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik US$1,05 ke level US$74,03 per barel.
Kenaikan harga minyak ini juga berpotensi memperburuk tekanan inflasi di berbagai negara, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kebijakan moneter global. "Kenaikan harga minyak ini bisa memperkecil peluang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat," kata analis pasar. Beberapa pelaku pasar kini melihat potensi kecil bagi Federal Reserve untuk melakukan pemangkasan suku bunga pada pertemuan yang dijadwalkan pada Rabu (18/6/2025), dengan kebijakan suku bunga diperkirakan tetap berada pada kisaran 4,25%-4,5%.
Ekspektasi Perubahan Suku Bunga The Fed: Fokus pada Dot Plot
Meski investor cenderung tetap tenang di tengah ketegangan, fokus pasar tetap tertuju pada pertemuan The Federal Reserve minggu ini. Para analis memperkirakan bahwa proyeksi terbaru yang dikeluarkan oleh The Fed, atau yang dikenal sebagai "dot plot", akan menunjukkan adanya ekspektasi untuk satu kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini, berbanding dengan proyeksi sebelumnya yang mengindikasikan dua kali pemangkasan suku bunga.
Michael Feroli, Kepala Ekonom AS di JPMorgan, menyampaikan bahwa “Kami memperkirakan proyeksi dot plot terbaru akan menunjukkan ekspektasi median hanya satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini, dibandingkan dua kali seperti yang diproyeksikan sebelumnya.” Meski demikian, pasar masih mempertaruhkan dua kali pemangkasan hingga akhir tahun ini, dengan peluang terbesar kemungkinan terjadi pada bulan September.
Data Ekonomi AS Jadi Fokus Pasar
Selain perkembangan geopolitik, pelaku pasar juga akan memperhatikan rilis data ekonomi AS yang akan datang, terutama data penjualan ritel yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Selasa, 17 Juni 2025. Jika data menunjukkan penurunan, terutama di sektor otomotif, hal ini dapat memberi gambaran tentang kondisi ekonomi AS yang lebih lemah. Di sisi lain, penjualan inti yang lebih baik dapat memberikan sinyal positif terhadap daya beli konsumen.
Data klaim pengangguran mingguan juga akan dirilis lebih awal, yakni pada hari Rabu, 18 Juni 2025, mengingat adanya libur nasional pada Kamis. Investor akan mencermati apakah angka klaim pengangguran meningkat, yang dapat mengindikasikan potensi perlambatan ekonomi di AS.
Pergerakan Dolar AS dan Mata Uang Lainnya
Dalam pasar mata uang, dolar AS tercatat menguat sebesar 0,3% terhadap yen Jepang, yang mencapai level 144,49, sementara euro melemah sedikit 0,1% ke level US$1,1537. Pergerakan ini menggambarkan pengaruh ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi daya tarik mata uang dan risiko investasi secara umum.
Bank Sentral Jepang (BoJ) juga akan menggelar pertemuan kebijakan pada hari Selasa, 17 Juni 2025, di mana diperkirakan mereka akan mempertahankan suku bunga di level 0,5%. Namun, terdapat spekulasi bahwa BoJ dapat mempertimbangkan untuk melakukan pengetatan kebijakan lebih lanjut pada akhir tahun ini, seiring dengan pemulihan ekonomi Jepang.
Emas dan Komoditas Lainnya: Safe Haven Menjadi Pilihan
Di pasar komoditas lainnya, harga emas juga mencatatkan kenaikan. Harga emas naik 0,5% ke level US$3.450 per troy ounce, mencerminkan tingginya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh ketegangan Timur Tengah. Emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan terhadap risiko geopolitik dan inflasi yang meningkat.
Ketegangan Geopolitik Tidak Menggoyahkan Pasar Asia
Secara keseluruhan, meskipun ada ketegangan besar yang terjadi antara Israel dan Iran, pasar Asia tetap menunjukkan daya tahan yang cukup kuat. Para investor, meskipun berhati-hati, tetap optimis terhadap proyeksi ekonomi global yang lebih luas, terutama dengan fokus pada kebijakan moneter yang akan datang. Pasar saham, meskipun tertekan oleh ketegangan geopolitik, tidak menunjukkan gejala panik, dan harga minyak serta emas mencerminkan dampak dari ketidakpastian yang meningkat.
Penting bagi investor untuk tetap memantau perkembangan lebih lanjut dari eskalasi konflik ini, serta pengumuman penting dari bank sentral seperti The Fed dan Bank Sentral Jepang, yang akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pasar ke depannya.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Infinix Hot 60 Pro, Gadget Anyar Siap Rilis 24 Juli
- 19 Juli 2025
2.
Jadwal Kapal Pelni Tarakan Parepare Juli 2025
- 19 Juli 2025
3.
Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Samarinda
- 19 Juli 2025
4.
Olahraga Ringan Bantu Jaga Tulang Belakang
- 19 Juli 2025
5.
6 Pasangan Artis Kakak Adik yang Jarang Terekspos
- 19 Juli 2025