
JAKARTA – Nikel telah menjadi komoditas strategis yang semakin diburu di era transisi energi global. Perannya sebagai bahan utama dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV) menjadikannya logam kritis yang sangat berharga. Di tengah meningkatnya permintaan ini, Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, menjadikannya pusat perhatian dalam rantai pasok industri kendaraan listrik global.
Menurut laporan terbaru dari berbagai lembaga riset dan data industri, Indonesia tidak hanya unggul dalam jumlah cadangan, tetapi juga dalam pengelolaan dan pengolahan nikel secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Indonesia: Raja Nikel Dunia
Baca Juga
Indonesia memimpin dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Wilayah Maluku Utara, khususnya, menjadi rumah bagi tambang-tambang nikel raksasa seperti Proyek Weda Bay dan PT Halmahera Persada Lygend. Keberadaan tambang-tambang ini memperkuat dominasi Indonesia di pasar nikel global, terlebih dengan penerapan teknologi hidrometalurgi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Indonesia tidak hanya kaya akan cadangan nikel, tetapi juga berhasil mengintegrasikan proses pengelolaan dan pengolahan secara efisien," kata seorang pejabat industri pertambangan dalam pernyataannya.
Investasi asing dalam sektor ini terus meningkat, terutama dari perusahaan-perusahaan besar asal China, yang membangun fasilitas pemurnian (smelter) di berbagai daerah. Langkah ini memperkuat ambisi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok baterai EV.
Negara-Negara Lain Pemilik Tambang Nikel Terbesar
Selain Indonesia, beberapa negara lain juga memiliki peran penting dalam industri nikel global. Berikut daftar negara dengan cadangan dan produksi nikel terbesar di dunia:
1. Filipina
Filipina adalah produsen nikel terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Tambang-tambang utamanya terletak di Palawan dan Mindanao. Negara ini menjadi salah satu pengekspor utama nikel mentah ke China.
"Filipina memainkan peran vital sebagai pemasok nikel mentah ke pasar global, khususnya ke industri China," tulis laporan lembaga riset GlobalData.
2. Kaledonia Baru
Wilayah yang berada di bawah kekuasaan Prancis ini berada di posisi ketiga produsen nikel terbesar dunia, dengan volume produksi mencapai 230.000 ton. Ekspor nikel menjadi tumpuan utama perekonomian Kaledonia Baru.
3. Rusia
Rusia dikenal sebagai negara dengan cadangan nikel besar yang tersebar di kawasan Siberia. Namun, produksi nikel Rusia menurun dari 222.000 ton menjadi 200.000 ton. Penurunan ini menyebabkan Rusia turun ke posisi keempat produsen nikel dunia.
4. Kanada
Pada 2023, Kanada memproduksi sekitar 180.000 ton nikel, meningkat dari 143.000 ton pada tahun sebelumnya. Potensi cadangan nikel negara ini diperkirakan mencapai 2,2 juta ton. Kanada menjadi alternatif penting bagi pasokan nikel global di tengah ketegangan geopolitik.
5. Australia
Australia memiliki cadangan nikel terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, yakni sekitar 14 juta ton. Industri nikel Australia sangat maju dan berorientasi ekspor, dengan pemain besar seperti BHP dan Nickel West.
6. China
China lebih dikenal sebagai produsen olahan nikel, khususnya Nickel Pig Iron (NPI), yang digunakan dalam produksi stainless steel dan baterai. Meski bukan pemilik cadangan nikel terbesar, China memainkan peran kunci dalam pemrosesan dan teknologi hilir.
7. Brasil
Brasil berada di peringkat ketiga dunia dalam hal cadangan nikel, dengan potensi mencapai 16 juta ton. Produksi nikel Brasil berfokus pada pasar ekspor, dengan perusahaan-perusahaan tambang besar seperti Vale S.A. yang berbasis di negara tersebut.
8. Kuba
Kuba, meskipun bukan negara besar dalam hal ekspor logam lain, memiliki sumber daya nikel yang signifikan. Menurut estimasi GlobalData, produksi nikel Kuba diperkirakan meningkat menjadi 45.900 ton dan 46.100 ton pada 2025.
Persaingan Global dan Masa Depan Nikel
Persaingan antar negara penghasil nikel diprediksi akan semakin ketat, terutama karena meningkatnya permintaan untuk baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan. Hal ini mendorong inovasi teknologi, efisiensi produksi, serta praktik pertambangan berkelanjutan.
Indonesia menjadi sorotan karena tidak hanya unggul dalam produksi, tetapi juga dalam kebijakan hilirisasi yang memperkuat nilai tambah domestik. Pemerintah terus mendorong pengembangan industri baterai EV di dalam negeri.
“Kebijakan larangan ekspor nikel mentah telah memberi dampak positif, mendorong investasi dalam pembangunan smelter dan pabrik baterai dalam negeri,” ujar seorang analis ekonomi dari sektor energi dan tambang.
Indonesia Jadi Pilar Utama Energi Masa Depan
Dengan posisi strategis sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia dan pengembangan sektor hilir yang agresif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat industri baterai EV global. Didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan komitmen terhadap pengolahan dalam negeri, Indonesia memainkan peran kunci dalam transisi energi bersih dunia.
Peta pertambangan nikel global mungkin akan terus berubah, namun dominasi Indonesia saat ini menjadi penentu arah masa depan industri kendaraan listrik dan energi terbarukan dunia.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Infinix Hot 60 Pro, Gadget Anyar Siap Rilis 24 Juli
- 19 Juli 2025
2.
Jadwal Kapal Pelni Tarakan Parepare Juli 2025
- 19 Juli 2025
3.
Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Samarinda
- 19 Juli 2025
4.
Olahraga Ringan Bantu Jaga Tulang Belakang
- 19 Juli 2025
5.
6 Pasangan Artis Kakak Adik yang Jarang Terekspos
- 19 Juli 2025