PLTP Ulumbu Dorong Energi Bersih Lewat Pemanfaatan Panas Bumi
JAKARTA – Proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Sejumlah jurnalis dari berbagai media nasional berkesempatan melakukan kunjungan langsung ke lokasi proyek yang terletak di Desa Sewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan site visit ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan potensi energi panas bumi sebagai solusi masa depan, sekaligus meningkatkan pemahaman publik terhadap manfaat energi terbarukan.
Potensi Geotermal Ulumbu Dikenalkan Lewat Site Visit
Baca JugaBaterai EV Terbesar, Hilirisasi Nikel Dorong Ekonomi Nasional
Dalam kunjungan tersebut, para jurnalis disambut oleh tim proyek PLTP Ulumbu, termasuk Asesmen Proyek sekaligus Kepala Teknis Panas Bumi (KTPB), Roya Ginting. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya menyosialisasikan potensi besar energi geotermal yang dimiliki wilayah tersebut.
“Kami sangat senang bisa mengajak rekan-rekan media untuk melihat langsung bagaimana energi panas bumi ini diolah menjadi listrik. Ini adalah upaya kita bersama untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Roya.
PLTP Ulumbu saat ini sedang dalam tahap pengembangan menjadi 2x20 MW. Sebelumnya, dua unit 2,5 MW telah beroperasi dan memasok listrik ke sistem kelistrikan setempat. Proyek ini ditargetkan menjadi salah satu tulang punggung kelistrikan di NTT berbasis energi bersih.
Keunggulan Energi Panas Bumi Dibanding Energi Lain
Roya juga menegaskan bahwa energi panas bumi atau geotermal memiliki banyak keunggulan dibandingkan sumber energi lain karena tidak tergantung pada cuaca.
“Geotermal adalah sumber energi yang bersih dan berkelanjutan. Ketersediaan sumber energinya tidak berubah, tidak seperti pembangkit listrik tenaga surya yang bergantung pada sinar matahari atau pembangkit listrik tenaga angin yang bergantung pada ketersediaan angin,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia menyebutkan bahwa wilayah Flores telah ditetapkan sebagai ikon pulau geotermal melalui Keputusan Menteri ESDM No. 2268K/30/MEM/2017 tertanggal 19 Juni 2017. Di Kecamatan Satar Mese sendiri, potensi wilayah kerja panas bumi mencakup luas area hingga 18 hektare.
Media Saksikan Langsung Proses Teknologi Panas Bumi
Selama kunjungan, jurnalis diajak menyusuri berbagai fasilitas penting dalam sistem kerja PLTP Ulumbu, seperti sumur produksi panas bumi, unit separator, dan turbine generator. Di sana, mereka menyaksikan secara langsung proses ekstraksi fluida panas bumi dari dalam bumi yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik.
Agradi Aryatama, dari tim Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLTP Ulumbu, turut memberikan penjelasan rinci mengenai tahapan-tahapan konversi energi tersebut.
“Geotermal bukan tambang, karena cara kerjanya tidak melibatkan pengambilan bahan galian dengan menggali, mengebor, dan mengangkut material yang meninggalkan lubang besar,” ujar Agradi.
Ia berharap melalui kunjungan ini, para awak media dapat menyampaikan informasi secara akurat, serta meluruskan berbagai miskonsepsi yang mungkin berkembang di masyarakat tentang proyek energi geotermal.
Antusiasme Media dan Komitmen Keberlanjutan
Salah satu momen menarik terjadi saat para jurnalis diajak melihat uap panas bumi yang menyembur dari sumur produksi. Banyak pertanyaan muncul dari para jurnalis mengenai teknologi, keamanan lingkungan, hingga kapasitas daya yang dihasilkan oleh PLTP Ulumbu.
Patris Agat, jurnalis dari media Ide Nusantara, menyampaikan pentingnya keterbukaan informasi dalam memastikan bahwa proyek ini benar-benar memberi dampak positif bagi masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan dengan prinsip keberlanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Pengembangan Energi Tak Lepas dari Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan site visit tak hanya membahas aspek teknis, tetapi juga menyentuh dimensi sosial dari proyek. Tim PLTP Ulumbu turut menjelaskan berbagai program pemberdayaan masyarakat, termasuk pelatihan keterampilan, penguatan kelompok tani, dan dukungan sosial lainnya di sekitar wilayah proyek.
Upaya ini menunjukkan bahwa pengembangan energi bersih juga harus sejalan dengan pembangunan sosial-ekonomi masyarakat lokal.
Kolaborasi Multipihak untuk Masa Depan Energi Hijau
Kegiatan ini juga dihadiri berbagai elemen masyarakat setempat, seperti Kepala Desa Wewo dan Lungar, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), tokoh pemuda, serta pendamping kelompok tani. Kolaborasi multipihak ini mencerminkan keterlibatan aktif masyarakat dalam mendukung keberhasilan proyek energi terbarukan.
Dengan pendekatan partisipatif, proyek PLTP Ulumbu membuktikan bahwa pembangunan energi bersih bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan sosial dan pelestarian lingkungan.
Energi Panas Bumi sebagai Solusi Masa Depan
Melalui kegiatan ini, PLTP Ulumbu semakin mempertegas perannya sebagai proyek strategis nasional dalam mendorong transisi menuju energi bersih. Dengan potensi besar, teknologi yang stabil, serta dukungan masyarakat dan media, proyek ini menjadi contoh nyata bahwa Indonesia mampu memimpin dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Transparansi informasi dan partisipasi publik diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya beralih ke sumber energi ramah lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan.
Rekomendasi
