Penggunaan Gadget Anak Meningkat, Pendampingan Jadi Kunci

Penggunaan Gadget Anak Meningkat, Pendampingan Jadi Kunci
Penggunaan Gadget Anak Meningkat, Pendampingan Jadi Kunci

JAKARTA - Penggunaan gadget di kalangan anak-anak saat ini bukan lagi fenomena langka. Anak usia balita hingga remaja kini akrab dengan perangkat digital seperti smartphone, tablet, hingga laptop. Mereka terbiasa membuka YouTube, bermain game online, dan bahkan melakukan panggilan video tanpa kesulitan berarti.

Anak-anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) pun kini sudah terbiasa berselancar di dunia maya. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola interaksi anak terhadap teknologi yang begitu cepat dalam beberapa tahun terakhir.

“Teknologi memang bisa menjadi jembatan bagi kemajuan jika dimanfaatkan dengan benar dan bijak. Anak-anak bisa belajar banyak hal dari aplikasi edukatif, mengembangkan kreativitas, bahkan membentuk cara berpikir logis sejak usia dini,” ungkap seorang pengamat pendidikan digital.

Baca Juga

Peluang Karier Kaigo Menjanjikan Bagi Lulusan Kesehatan Indonesia

Manfaat Gadget untuk Pendidikan Anak

Kemajuan teknologi memang membawa berbagai kemudahan dalam aspek pendidikan. Banyak aplikasi edukatif yang kini tersedia secara gratis maupun berbayar untuk membantu proses belajar anak, mulai dari mengenal huruf dan angka, belajar bahasa asing, hingga memahami logika pemrograman.

Selama masa pandemi COVID-19, gadget bahkan menjadi alat utama untuk menunjang proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Melalui perangkat digital, anak-anak bisa mengikuti pelajaran melalui video conference, mengerjakan tugas melalui platform daring, dan tetap terhubung dengan guru dan teman-temannya.

Di era digital ini, belajar tidak lagi harus dilakukan secara konvensional. Anak-anak bisa mengakses buku digital, video pembelajaran, dan sumber informasi lainnya dari berbagai belahan dunia.

Ancaman yang Mengintai: Kecanduan dan Dampak Psikologis

Namun di balik manfaat tersebut, penggunaan gadget yang tidak terkendali juga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Salah satu yang paling sering dikeluhkan orang tua adalah kecanduan gadget pada anak.

Banyak anak yang menghabiskan waktu hingga berjam-jam setiap hari untuk bermain game, menonton video, atau scrolling media sosial. Akibatnya, mereka mulai menunjukkan gejala seperti gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, hingga menarik diri dari lingkungan sosial.

“Ketika anak terlalu lama terpaku pada layar, perkembangan emosional dan sosialnya bisa terganggu. Mereka cenderung menjadi pasif, sulit berinteraksi, bahkan mudah marah jika diminta berhenti bermain gadget,” ujar seorang psikolog anak.

Tak hanya itu, paparan konten digital yang tidak sesuai usia juga menjadi tantangan tersendiri. Meskipun beberapa platform sudah menyediakan fitur parental control, kenyataannya anak-anak tetap memiliki peluang untuk mengakses konten berbahaya seperti kekerasan, pornografi, atau ujaran kebencian.

Dampaknya bisa sangat serius, mulai dari meniru perilaku negatif, memiliki persepsi yang salah terhadap dunia, hingga munculnya gangguan perilaku.

Peran Orang Tua dan Sekolah Jadi Penentu

Dalam menghadapi era digital ini, peran orang tua dan guru menjadi semakin vital. Anak-anak perlu mendapatkan bimbingan, pengawasan, dan arahan yang tepat dalam menggunakan teknologi.

“Melarang anak sepenuhnya dari gadget bukanlah solusi, karena teknologi akan tetap menjadi bagian dari hidup mereka. Yang penting adalah bagaimana kita mendampingi, membimbing, dan memastikan mereka tetap memiliki waktu untuk aktivitas fisik, bermain bersama teman, dan belajar nilai-nilai sosial secara langsung,” jelas seorang konselor keluarga.

Orang tua disarankan untuk membuat aturan atau jadwal penggunaan gadget yang jelas. Misalnya, membatasi penggunaan gadget hanya 1–2 jam per hari, memastikan anak tidak menggunakan gadget saat makan atau sebelum tidur, serta memilih aplikasi dan konten yang sesuai usia.

Selain itu, sekolah juga perlu mengambil peran aktif dengan menyisipkan literasi digital dalam kurikulum pembelajaran. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan menggunakan perangkat, tetapi juga pemahaman tentang etika digital, keamanan data, serta cara menyaring informasi yang benar.

Alternatif Kegiatan Non-Gadget

Untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget, perlu disediakan berbagai alternatif kegiatan yang menarik. Aktivitas di luar ruangan seperti bermain di taman, bersepeda, berkebun, atau mengikuti kelas seni dan olahraga bisa menjadi pilihan menyenangkan bagi anak.

Membaca buku fisik juga menjadi alternatif baik untuk menyeimbangkan aktivitas digital. Orang tua bisa mengajak anak mengunjungi perpustakaan atau toko buku, dan bersama-sama membaca sebagai rutinitas harian.

“Anak-anak tetap perlu dunia nyata untuk belajar bersosialisasi, berempati, dan memahami nilai kehidupan. Dunia digital bisa membantu, tapi tidak bisa menggantikan interaksi manusia secara langsung,” tambah psikolog tersebut.

Bijak Hadapi Era Digital, Bangun Generasi Cerdas Teknologi

Maraknya penggunaan gadget di kalangan anak-anak mencerminkan perubahan zaman yang sangat cepat. Namun perubahan ini tidak boleh membuat para orang dewasa lengah. Teknologi harus diposisikan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti peran orang tua, guru, dan lingkungan sosial.

Pengelolaan penggunaan gadget yang bijak sejak dini akan membentuk anak yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijak secara emosional dan sosial. Jika diarahkan dengan benar, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap memiliki nilai dan karakter yang kuat.

“Teknologi seharusnya mendukung pembentukan anak yang cerdas, bukan hanya pintar secara akademik tapi juga bijak dalam menggunakan perangkat digital,” pungkas seorang pendidik yang aktif mengampanyekan literasi digital di sekolah-sekolah dasar.

Dengan kerja sama semua pihak orang tua, guru, dan pemerintah maka era digital ini bisa menjadi peluang emas, bukan ancaman, bagi masa depan anak-anak Indonesia.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PGTC 2025: Pertamina Ajak Generasi Muda Berwirausaha

PGTC 2025: Pertamina Ajak Generasi Muda Berwirausaha

DEB Besakih Bali, Pertamina Lestarikan Hutan Tingkatkan Kesejahteraan Dengan Energi Terbarukan

DEB Besakih Bali, Pertamina Lestarikan Hutan Tingkatkan Kesejahteraan Dengan Energi Terbarukan

Presiden Prabowo Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Pertamina di Lampung dengan Kapasitas 55 MW

Presiden Prabowo Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Pertamina di Lampung dengan Kapasitas 55 MW

Diresmikan Presiden Prabowo, Pertamina Berkontribusi Tingkatkan Produksi Minyak Blok Cepu hingga 30 Ribu Barrel Per Hari

Diresmikan Presiden Prabowo, Pertamina Berkontribusi Tingkatkan Produksi Minyak Blok Cepu hingga 30 Ribu Barrel Per Hari

Freeport Indonesia dan Stania Perkuat Hilirisasi Perak Timbal Nasional

Freeport Indonesia dan Stania Perkuat Hilirisasi Perak Timbal Nasional