
JAKARTA – Emiten-emiten pertambangan yang berada di bawah naungan Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID diperkirakan masih akan mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2025. Proyeksi cerah ini didorong oleh tren penguatan harga komoditas global yang terus berlanjut serta strategi hilirisasi dan efisiensi operasional yang dijalankan secara konsisten oleh perusahaan.
Holding BUMN yang membawahi perusahaan seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp36,53 triliun, meningkat 50,11 persen dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar Rp24,33 triliun.
Harga Komoditas Beri Angin Segar bagi Sektor Tambang
Baca Juga
Kenaikan harga sejumlah komoditas unggulan seperti batu bara, nikel, dan tembaga menjadi motor utama yang mendorong pertumbuhan kinerja emiten tambang. Performa saham beberapa anak usaha MIND ID bahkan menunjukkan tren apresiasi yang mencerminkan sentimen positif dari investor dan pasar terhadap sektor ini.
“Perusahaan-perusahaan di bawah MIND ID menunjukkan prospek yang sangat positif. Harga saham TINS, INCO, ANTM, dan PTBA telah mencerminkan respons pasar yang optimis terhadap fundamental dan potensi pertumbuhan mereka,” ujar salah satu analis pasar modal dalam sebuah diskusi.
Laba dan Aset Meningkat Tajam
Selain laba bersih yang meningkat signifikan, total pendapatan MIND ID juga mencatatkan angka yang mengesankan, yakni Rp145 triliun. Sementara total aset yang dikuasai mencapai Rp290 triliun dengan ekuitas sebesar Rp157 triliun. Rasio pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) mencapai angka yang solid, yakni sekitar 24 persen, mencerminkan efisiensi penggunaan modal yang tinggi.
Capaian ini menjadi bukti bahwa grup holding tambang nasional tersebut mampu menavigasi tekanan ekonomi global dan geopolitik yang dinamis, sekaligus meningkatkan nilai tambah dari pengelolaan sumber daya alam Indonesia.
Hilirisasi Jadi Fokus Strategis
MIND ID terus mendorong percepatan hilirisasi industri pertambangan. Fokus perusahaan tertuju pada delapan sektor dan 21 komoditas utama seperti nikel, tembaga, timah, emas, bauksit, dan batu bara. Salah satu langkah konkret adalah selesainya pembangunan sejumlah fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).
Beberapa proyek penting yang telah direalisasikan antara lain:
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) tahap pertama di Mempawah
Smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia
Proyek pembuatan baterai kendaraan listrik melalui fasilitas RKEF dan HPAL untuk nikel
“Langkah strategis dalam pengembangan hilirisasi terus kami lanjutkan. Tujuannya agar komoditas yang dimiliki bangsa ini dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi, menciptakan efek berganda bagi ekonomi nasional,” ujar Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo.
Dilo menambahkan bahwa strategi hilirisasi tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di pasar global, tetapi juga membuka peluang investasi yang lebih luas, sekaligus memperluas lapangan kerja di daerah penghasil tambang.
Proyek Besar Disiapkan hingga 2026
MIND ID juga menyiapkan sejumlah proyek besar pada 2025 hingga 2026. Proyek tersebut meliputi:
SGAR tahap kedua
Ekspansi fasilitas aluminium smelter
Pengembangan smelter tembaga dan fasilitas pemurnian logam mulia (Precious Metal Refinery)
Pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Halmahera
Nilai investasi dari proyek-proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp20 hingga 24 triliun, yang dibiayai secara mandiri serta melalui kemitraan strategis dengan sovereign wealth fund nasional Danantara.
Tidak Ada Lagi Penugasan Langsung
Sebagai bagian dari reformasi tata kelola BUMN, MIND ID menegaskan bahwa tidak ada lagi skema penugasan langsung dari pemerintah kepada perusahaan. Segala bentuk penugasan yang dilakukan negara kini wajib dibiayai oleh negara melalui anggaran resmi, sehingga tidak membebani keuangan perusahaan.
“Prinsip profesionalisme menjadi pijakan utama. Penugasan harus disertai pendanaan dari pemerintah. Jika tidak, maka perusahaan hanya akan mengambil proyek yang feasible dan memiliki dampak finansial yang menguntungkan,” jelas Dilo.
Dividen Jumbo Dorong Minat Investor
Kinerja cemerlang yang diraih emiten MIND ID juga berdampak positif terhadap pembagian dividen kepada pemegang saham. Beberapa emiten bahkan mencatatkan dividen jumbo yang menarik perhatian investor:
PTBA membagikan dividen hingga Rp3,82 triliun
ANTM sebesar Rp3,6 triliun
TINS membagikan sekitar Rp474 miliar
INCO membagikan dividen sebesar US$34,65 juta
Distribusi dividen ini memberikan sentimen positif dan memperkuat posisi emiten di mata investor ritel maupun institusi.
Optimisme Menyambut 2025
Dengan portofolio proyek hilirisasi yang masif, tren harga komoditas yang positif, serta dukungan dari holding dan lembaga pembiayaan nasional, kinerja emiten tambang Grup MIND ID diproyeksikan akan tetap kuat dan berkelanjutan pada 2025.
Selain itu, upaya efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan pemanfaatan teknologi dalam operasional tambang semakin memperkuat daya saing perusahaan di tingkat global.
“Transformasi bisnis yang dilakukan Grup MIND ID menjawab tantangan masa depan. Hilirisasi, efisiensi, dan tata kelola yang akuntabel akan menjadi fondasi pertumbuhan berkelanjutan sektor pertambangan nasional,” tegas Dilo.
Dengan semua pencapaian dan rencana besar yang disiapkan, MIND ID tidak hanya menjaga eksistensinya sebagai pengelola kekayaan tambang nasional, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Infinix Hot 60 Pro, Gadget Anyar Siap Rilis 24 Juli
- 19 Juli 2025
2.
Jadwal Kapal Pelni Tarakan Parepare Juli 2025
- 19 Juli 2025
3.
Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Samarinda
- 19 Juli 2025
4.
Olahraga Ringan Bantu Jaga Tulang Belakang
- 19 Juli 2025
5.
6 Pasangan Artis Kakak Adik yang Jarang Terekspos
- 19 Juli 2025