
JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) menunjukkan minat untuk berinvestasi di industri hiburan Korea Selatan, khususnya di Korean Pop (K-Pop) dan Korean Drama (K-Drama). Ketertarikan ini mendapat sorotan dari sejumlah ekonom yang mewanti-wanti agar rencana investasi ini dikaji secara lebih mendalam mengingat risiko yang mungkin timbul.
Pandangan Ekonom terhadap Investasi KPop dan Drakor
Jaya Darmawan, peneliti dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengungkapkan bahwa minat Danantara berinvestasi di sektor ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Ia menilai kondisi ekonomi Korea Selatan saat ini sedang mengalami stagnasi, termasuk industri hiburan yang menjadi daya tarik utama.
Baca Juga
Menurut Jaya, keputusan tersebut dinilai terlalu populis dan kurang didukung oleh analisis bisnis yang matang. Ditambah lagi, IMF telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk tahun 2025 dari 2 persen menjadi hanya 1 persen. Hal ini juga disebabkan oleh lambatnya regenerasi artis-artis KPop yang menyebabkan konsumsi domestik menurun karena artis besar lebih fokus ke pasar global.
Data Penjualan dan Ekspor KPop yang Menurun
Penurunan penjualan album fisik KPop pada tahun 2024 menjadi 98,9 juta buah, turun sekitar 21,3 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Data Bea Cukai Korea Selatan juga menunjukkan nilai ekspor album KPop hanya naik tipis 0,55 persen menjadi 291,8 juta dollar AS pada 2024, jauh di bawah lonjakan ekspor selama pandemi.
Jaya meminta Danantara untuk menjelaskan lebih rinci mengenai bentuk dan strategi investasi mereka di industri hiburan Korea agar publik tidak menilai rencana ini hanya sebagai gimmick belaka.
Respon Danantara dan Pemerintah Korea Selatan
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyatakan ketertarikan pada kerja sama industri media dan hiburan Korea. Pandu mengagumi bagaimana Korea Selatan mampu mempopulerkan bahasa dan budayanya secara global lewat musik dan film meski jumlah penduduknya relatif kecil.
Sikap positif juga datang dari pihak Kedutaan Besar Korea Selatan. Kuasa Usaha Park Soo-Deok menilai kerja sama ini memiliki potensi besar mengingat tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap KPop dan Drakor.
Saran Ekonom Lokal agar Investasi Memperhatikan Budaya Indonesia
Sementara itu, Ekonom dari INDEF, Eko Listiyanto, memberikan pandangan yang berbeda. Ia menyarankan agar Danantara tidak hanya fokus pada investasi di industri hiburan asing, melainkan juga mempertimbangkan potensi budaya lokal dan konten yang merepresentasikan Indonesia.
Menurutnya, investasi yang memperkuat industri hiburan lokal dapat meningkatkan daya saing global Indonesia dan memberikan manfaat ekonomi jangka panjang, terutama jika pelaku industri mampu memahami selera penonton dalam negeri.
Strategi Investasi yang Bijak dan Berkelanjutan
Investasi Danantara di industri KPop dan Drakor membuka peluang sekaligus risiko yang perlu diperhatikan secara seksama. Keterlibatan dalam industri hiburan yang sudah matang dan global seperti Korea Selatan bisa memberikan keuntungan, namun juga menuntut analisis bisnis yang mendalam dan perencanaan strategis.
Penting bagi Danantara untuk transparan dan jelas dalam menjelaskan bentuk investasi agar publik yakin ini bukan sekadar langkah populis. Selain itu, investasi di sektor hiburan lokal juga harus menjadi perhatian agar mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Infinix Hot 60 Pro, Gadget Anyar Siap Rilis 24 Juli
- 19 Juli 2025
2.
Jadwal Kapal Pelni Tarakan Parepare Juli 2025
- 19 Juli 2025
3.
Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Samarinda
- 19 Juli 2025
4.
Olahraga Ringan Bantu Jaga Tulang Belakang
- 19 Juli 2025
5.
6 Pasangan Artis Kakak Adik yang Jarang Terekspos
- 19 Juli 2025