Pengaruh Gadget terhadap Ikatan Emosional Anak dan Orangtua

Pengaruh Gadget terhadap Ikatan Emosional Anak dan Orangtua
Pengaruh Gadget terhadap Ikatan Emosional Anak dan Orangtua

JAKARTA - Di era digital seperti sekarang, gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Mulai dari kebutuhan belajar, hiburan, hingga komunikasi, penggunaan alat elektronik ini sangat umum. Namun, muncul kekhawatiran serius mengenai bagaimana kebiasaan tersebut memengaruhi hubungan emosional antara orangtua dan anak, yang dikenal sebagai bonding.

Bonding adalah fondasi penting dalam tumbuh kembang anak yang sehat secara emosional. Interaksi langsung, perhatian penuh, dan waktu berkualitas bersama orangtua membentuk rasa aman dan kepercayaan pada anak. Sayangnya, saat gadget sering menjadi “pengalih perhatian” utama, waktu berharga ini bisa tersita, dan ikatan yang seharusnya terbangun bisa terganggu.

1. Penggunaan Gadget yang Tidak Terpantau Memperlemah Ikatan Emosional

Baca Juga

HP OPPO Rp2 Jutaan Spek Mumpuni

Menurut psikolog Pitta Tyas, M.Psi., co-founder BN Montessori, salah satu dampak negatif yang paling terasa adalah melemahnya bonding akibat penggunaan gadget tanpa pendampingan orangtua. Ketika anak bebas mengakses konten tanpa pengawasan, orangtua kehilangan kesempatan untuk ikut serta dalam proses belajar atau hiburan tersebut.

“Orangtua tidak bisa memantau apa yang sedang ditonton dan dinikmati oleh anak. Ini yang memperburuk bonding,” jelas Pitta. Padahal, menonton bersama anak dengan memilih konten yang tepat bisa menjadi momen belajar sekaligus mempererat ikatan antara orangtua dan anak.

Kegiatan bersama seperti ini tidak hanya memberi ruang bagi anak untuk belajar dari orangtuanya, tetapi juga memperkuat komunikasi dan kehangatan dalam keluarga. Tanpa keterlibatan orangtua, gadget justru menjadi media yang menjauhkan, bukan mendekatkan.

2. Waktu Berkualitas Bersama Orangtua Terkikis oleh Gadget

Setiap detik waktu bersama anak sangat berharga bagi orangtua. Saat-saat seperti makan malam, bermain bersama, atau sekadar ngobrol santai seharusnya menjadi peluang bonding yang tak tergantikan. Namun, kebiasaan anak yang langsung mengalihkan perhatian ke gadget setelah aktivitas tersebut seringkali menghapus peluang emas ini.

“Seharusnya anak bisa bonding time sama orangtua, tapi mereka sudah terlanjur kecanduan pengin main game, dan orangtuanya malas untuk ngingetin. Akhirnya, satu jam yang berharga itu habis buat main game,” ujar Pitta. Kondisi ini mencerminkan bagaimana gadget mampu menyita waktu berharga yang seharusnya digunakan untuk mempererat hubungan keluarga.

Ketergantungan pada gadget membuat interaksi langsung berkurang drastis. Anak yang asyik dengan perangkatnya cenderung kurang merasakan kehadiran dan perhatian orangtua, sementara orangtua yang membiarkan kondisi ini bisa kehilangan kesempatan mengenali kebutuhan emosional anak secara penuh.

3. Konflik dan Pertengkaran Karena Penggunaan Gadget

Selain mengurangi waktu bonding, gadget juga kerap menjadi pemicu konflik dalam keluarga. Seringkali, ketika orangtua mencoba mengatur atau membatasi penggunaan gadget anak, muncul perasaan tidak suka, bahkan pertengkaran.

“Anaknya jadi tersinggung, jadi tidak suka lagi sama orangtuanya,” ungkap Pitta. Ketegangan ini muncul karena kurangnya komunikasi dan kesepakatan yang jelas antara orangtua dan anak mengenai aturan penggunaan gadget.

Agar tidak menjadi sumber perpecahan, penting bagi kedua belah pihak untuk duduk bersama dan mendiskusikan batasan yang realistis dan diterima oleh semua pihak. Konsistensi dalam menerapkan aturan juga kunci agar anak terbiasa dan tidak merasa dibatasi secara sepihak.

Memanfaatkan Gadget dengan Bijak untuk Bonding yang Sehat

Penggunaan gadget sejatinya tidak sepenuhnya buruk bila dikelola dengan tepat. Orangtua bisa memanfaatkan teknologi ini sebagai alat bantu untuk mempererat hubungan dengan anak, misalnya dengan menonton film edukasi bersama, bermain permainan interaktif, atau menggunakan aplikasi pembelajaran yang mengajak orangtua dan anak berinteraksi.

Kunci utamanya adalah keterlibatan aktif orangtua dalam proses tersebut dan menjadikan waktu gadget sebagai bagian dari momen kebersamaan, bukan penghalang komunikasi. Dengan cara ini, gadget bisa menjadi alat yang mendukung bonding, bukan malah memperlemah.

Peran Orangtua dalam Membentuk Kebiasaan Sehat Anak

Bonding yang kuat membutuhkan perhatian dan kesadaran penuh dari orangtua. Memahami dampak negatif gadget dan berusaha mengatur penggunaannya dengan bijak merupakan langkah penting. Orangtua juga harus memberi contoh dengan membatasi penggunaan gadget mereka sendiri di hadapan anak.

Selain itu, penting mengajarkan anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk penggunaan teknologi secara sehat sejak dini. Aktivitas fisik, bermain di luar ruangan, dan komunikasi langsung harus tetap menjadi prioritas dalam keseharian anak.

Penggunaan gadget di kalangan anak saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, namun tidak boleh mengorbankan kualitas hubungan emosional antara anak dan orangtua. Dampak negatif seperti melemahnya bonding, hilangnya waktu berkualitas, dan potensi konflik harus diantisipasi dengan pengawasan dan komunikasi yang baik.

Orangtua berperan vital dalam mengelola penggunaan gadget agar menjadi sarana positif, bukan sumber perpecahan. Dengan kesadaran dan aturan yang tepat, gadget dapat dimanfaatkan sebagai alat pendukung tumbuh kembang anak sekaligus mempererat ikatan keluarga.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

HP OPPO Rp2 Jutaan, Speknya Ngebut

HP OPPO Rp2 Jutaan, Speknya Ngebut

Harga HP Xiaomi Juli 2025 Terbaru

Harga HP Xiaomi Juli 2025 Terbaru

Peran Pendidikan bagi Masa Depan

Peran Pendidikan bagi Masa Depan

Layanan Kesehatan Gratis Digelar di Bekasi

Layanan Kesehatan Gratis Digelar di Bekasi

7 Wisata Air Favorit di Malang Raya 2025

7 Wisata Air Favorit di Malang Raya 2025