Timnas Basket Putri Indonesia Fokus Menang Lawan Lebanon Hindari Degradasi
- Kamis, 17 Juli 2025

JAKARTA - Setelah melewati tiga pertandingan berat di Grup A FIBA Women’s Asia Cup Divisi A, tim nasional bola basket putri Indonesia kini mengalihkan fokus pada laga krusial untuk tetap bertahan di kasta tertinggi kompetisi bola basket putri Asia. Meski harus mengakui keunggulan lawan-lawannya di fase grup, Indonesia masih memiliki satu kesempatan terakhir untuk menunjukkan daya juangnya dalam pertandingan perebutan tempat ketujuh melawan Lebanon.
Tiga kekalahan yang didapat dari China, Selandia Baru, dan Korea Selatan menjadi pelajaran berharga bagi skuad asuhan Andrie Ekayana. Kini, mereka dihadapkan pada satu misi penting: mempertahankan posisi di Divisi A dan menghindari degradasi.
Duel Berat Melawan Korea Selatan
Baca JugaPenguatan Industri Halal Nasional Menuju Ekspansi Pasar Global
Pertandingan terakhir fase grup mempertemukan Indonesia dengan tim kuat Korea Selatan di Shenzhen Sports Center, China. Meski tampil dengan semangat tinggi, Indonesia harus mengakui keunggulan Korea dengan skor akhir 62-95.
Di kuarter pertama, Indonesia menunjukkan perlawanan ketat dan hanya tertinggal tipis 22-25. Namun, pada kuarter kedua, dominasi Korea mulai terasa. Tembakan-tembakan jarak jauh yang akurat membawa mereka unggul 48-34 hingga paruh pertama pertandingan.
Memasuki kuarter ketiga, tim Indonesia mencoba bangkit, namun Korea tetap konsisten dalam mengoleksi poin. Skor menjadi 72-48, memperbesar jarak. Kuarter keempat pun berjalan berat bagi Indonesia. Tambahan 14 poin dari skuad Garuda tidak cukup mengejar ketertinggalan karena Korea juga menambah 23 angka, sehingga laga ditutup dengan skor 95-62 untuk keunggulan Korea.
Kontribusi Pemain dalam Statistik
Dalam pertandingan ini, Kimberley Pierre-Louis menjadi pemain paling produktif dari kubu Indonesia dengan torehan 16 poin dan 7 rebound. Disusul oleh Faizzatus Shoimah yang menyumbang 11 poin, 2 rebound, dan 1 assist. Keduanya tampil konsisten dan menjadi tumpuan serangan sepanjang pertandingan.
Sementara dari pihak lawan, Korea Selatan, Park Jihyun tampil dominan dengan mencatat 18 poin, 5 rebound, dan 7 assist. Pemain lainnya, Shin Jihyun, juga menyumbang kontribusi signifikan dengan 15 poin, 1 rebound, dan 2 assist.
“Memang secara kelas, mereka di atas kita. Speed dan akurasinya luar biasa,” ujar pelatih kepala Indonesia, Andrie Ekayana atau yang akrab disapa Coach Yayan, usai pertandingan.
Peluang Bertahan Masih Terbuka
Kekalahan dari Korea Selatan membuat Indonesia finis sebagai juru kunci Grup A, tanpa kemenangan dari tiga laga. Namun, perjuangan belum berakhir. Masih ada satu laga penentuan yang menjadi kunci keberlanjutan Indonesia di Divisi A.
Indonesia akan menghadapi Lebanon dalam pertandingan perebutan peringkat ketujuh, yang akan digelar pada Jumat. Ini akan menjadi laga hidup-mati, karena pemenangnya akan tetap bertahan di Divisi A, sementara yang kalah harus terdegradasi ke Divisi B pada turnamen mendatang.
“Dengan modal dari tiga game awal ini, semoga bisa membantu kita menang melawan Lebanon, dan bertahan di Divisi A,” harap Coach Ekayana.
Optimisme masih terjaga karena tim menunjukkan progres dari setiap pertandingan. Meski lawan-lawan sebelumnya berasal dari jajaran papan atas Asia, pelatih dan pemain mengambil pengalaman penting sebagai bekal menghadapi Lebanon.
Perbandingan Kekuatan Indonesia vs Lebanon
Jika menilik peringkat FIBA, Lebanon berada di posisi 8 Asia dan 54 dunia, sedangkan Indonesia menempati posisi 9 Asia dan 57 dunia. Dari sisi ranking, kedua tim cukup berimbang. Artinya, laga perebutan tempat ketujuh ini diprediksi berlangsung ketat dan terbuka untuk dimenangkan oleh siapa pun yang mampu bermain konsisten.
Lebanon pun mengalami nasib serupa di babak penyisihan. Tergabung di Grup B, mereka takluk dari Australia, Jepang, dan Filipina. Sama seperti Indonesia, Lebanon belum mencatat kemenangan dan juga mengincar kemenangan pertama di ajang ini untuk tetap bertahan di Divisi A.
Keseimbangan ini membuat duel nanti bukan hanya soal strategi, tetapi juga mental. Tim yang memiliki semangat dan kesiapan lebih kuat kemungkinan besar akan keluar sebagai pemenang.
Meski hasil di fase grup belum memuaskan, performa pemain menunjukkan tekad dan kerja keras yang patut diapresiasi. Adanya kombinasi pemain lokal dan asing seperti Kimberley Pierre-Louis juga memberikan warna dalam permainan Indonesia.
Dari sisi pelatih, Andrie Ekayana menunjukkan pendekatan realistis dalam menghadapi tim-tim unggulan, namun tetap fokus dalam membangun kepercayaan diri pemainnya untuk laga penentu.
Ke depan, kemenangan atas Lebanon tidak hanya berarti bertahan di Divisi A, tetapi juga menjaga momentum dan mental bertanding para pemain muda Indonesia dalam menghadapi turnamen internasional di masa mendatang.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Insentif Pajak Kendaraan di Banten
- 18 Juli 2025
2.
Penerbangan Perdana Pesawat Besar Tiba di Nabire
- 18 Juli 2025
3.
Timnas Diingatkan Erick Thohir Jelang Lawan Filipina
- 18 Juli 2025
4.
Bansos Rp200 Ribu untuk 18 Juta Keluarga
- 18 Juli 2025
5.
BMKG: Jakarta Berpotensi Hujan Sore Ini
- 18 Juli 2025