
JAKARTA — Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang diimplementasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di sektor fintech (peer-to-peer lending) kini menjadi bagian penting dalam penguatan sistem mitigasi risiko kredit. Sistem ini berfungsi untuk meningkatkan ketertiban dalam penagihan, mencegah praktik penipuan, dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan digital yang terus berkembang.
Direktur Operasional Pindar KTAKilat, Suhartono, menjelaskan bahwa dengan adanya SLIK, seluruh penyelenggara fintech lending dapat memanfaatkan data riwayat kredit secara lebih akurat dan terintegrasi. "Dengan data riwayat kredit yang terdokumentasi secara nasional, penyelenggara pindar dapat menilai risiko dengan lebih akurat dan mendorong disiplin pembayaran dari peminjam," ujarnya dalam keterangan resminya, Senin, 16 Juni 2025.
Bagi Suhartono, pengimplementasian SLIK memberikan dampak positif bagi pengguna layanan KTAKilat, baik lender maupun borrower. Data riwayat kredit yang terintegrasi ini mendukung proses evaluasi yang lebih transparan dan adil. "KTAKilat berharap langkah ini dapat mendorong ekosistem pindar menjadi lebih sehat, bertanggung jawab, dan berkelanjutan dalam jangka panjang," katanya menambahkan.
Baca Juga
Sebagai salah satu pionir pelapor dalam penerapan SLIK oleh OJK, KTAKilat sudah aktif berkontribusi sejak awal. Sistem ini mulai berlaku pada 4 Desember 2024 berdasarkan keputusan KEP-61 D/06/2024. Suhartono menegaskan, "Terpilihnya KTAKilat sebagai salah satu pelopor pelaporan SLIK adalah kepercayaan besar dari regulator, sekaligus bukti nyata bahwa kami mengedepankan transparansi dan efisiensi dalam setiap proses bisnis kami."
Meningkatkan Ketertiban dan Kepercayaan dengan Integrasi SLIK
Sejak pengimplementasian sistem SLIK, KTAKilat kini melakukan integrasi host-to-host untuk mengirimkan dan memperbarui data kredit debitor secara real-time dan dalam format yang terstandar. Proses ini tidak hanya memenuhi regulasi yang ada, tetapi juga menunjukkan kesiapan KTAKilat untuk mengadopsi sistem berbasis integritas data yang tinggi. Sistem ini juga memungkinkan akses data yang lebih mudah bagi perbankan dan lembaga keuangan lainnya dalam proses pengecekan kelayakan kredit atau iDeb.
"KTAKilat ingin memastikan bahwa setiap transaksi yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan berbasis data yang jelas. Hal ini penting agar ekosistem keuangan digital semakin terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan," ujar Suhartono.
Sistem SLIK ini menggantikan sistem sebelumnya, yaitu Sistem Informasi Debitur (SID) yang dikelola oleh Bank Indonesia. Fungsi utama SLIK adalah untuk menghimpun, menyimpan, dan menyajikan data terkait riwayat pinjaman atau kewajiban keuangan setiap debitur dari berbagai penyelenggara jasa keuangan, termasuk bank, multifinance, dan fintech lending. Penerapan SLIK ini menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan kualitas pengawasan dan transparansi di sektor keuangan digital.
Pengembangan SLIK dalam Roadmap 2023-2028
Seiring dengan perkembangan sektor fintech yang pesat, OJK terus memperkuat pengawasan melalui pengembangan sistem yang lebih canggih. Salah satu langkah penting adalah implementasi Pusdafil 2.0, yang merupakan pusat data fintech lending versi terbaru. Sistem ini mulai diterapkan dan akan terintegrasi sepenuhnya dengan SLIK OJK dalam fase kedua, sebagaimana tercantum dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) untuk fintech P2P lending 2023-2028.
Pusdafil 2.0 bertujuan untuk mempermudah pengawasan terhadap sektor fintech dengan menyediakan data yang lebih terintegrasi dan terperinci. Dalam hal ini, OJK mengharapkan bahwa dengan penerapan sistem ini, pengawasan terhadap penyelenggara fintech lending akan semakin ketat dan transparan. "Integrasi data antara Pusdafil 2.0 dan SLIK OJK akan meningkatkan kualitas pengawasan dan memberikan data yang lebih akurat serta terkini tentang kondisi pasar dan perilaku kredit para debitur," jelas Suhartono.
Dampak Positif bagi Penagihan dan Pembayaran Kembali
Selain memperketat sistem evaluasi kredit, implementasi SLIK juga memberikan dampak positif dalam aspek penagihan dan pembayaran kembali oleh debitur. Data yang terintegrasi dan terdokumentasi dengan jelas memudahkan penyelenggara fintech lending untuk melakukan proses penagihan yang lebih transparan, mengurangi risiko penipuan, dan meningkatkan disiplin pembayaran dari peminjam.
Suhartono menambahkan bahwa dengan adanya pengawasan yang lebih ketat melalui data riwayat kredit yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang berwenang, maka diharapkan ada efek jera terhadap peminjam yang tidak disiplin dalam melunasi kewajiban mereka. Hal ini diharapkan juga dapat mendorong kesadaran di kalangan pengguna fintech lending untuk lebih berhati-hati dalam memilih pinjaman.
“Dari sisi lender, integrasi data ini membuat mereka lebih percaya diri dalam menyalurkan pinjaman kepada borrower yang lebih berkualitas. Sementara itu, bagi borrower, mereka bisa lebih mudah mendapatkan akses kredit dengan catatan riwayat kredit yang baik," jelasnya.
Membangun Ekosistem Keuangan Digital yang Sehat dan Berkelanjutan
Di tengah pesatnya perkembangan sektor fintech, transparansi dan efisiensi menjadi faktor utama dalam memastikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan digital. KTAKilat berharap penerapan SLIK dapat mempercepat terciptanya ekosistem fintech yang lebih sehat dan berkelanjutan.
"Kami yakin bahwa dengan penerapan sistem ini, baik lender maupun borrower akan semakin percaya dengan ekosistem keuangan digital. Semua pihak akan dapat memantau dan mengevaluasi transaksi dengan lebih mudah, yang pada akhirnya akan menciptakan ekosistem yang lebih transparan dan efisien," tutup Suhartono.
Dengan penguatan regulasi dan sistem yang semakin canggih, SLIK OJK di sektor fintech diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan industri layanan keuangan yang lebih aman, transparan, dan terintegrasi di Indonesia. Penerapan ini pun menjadi contoh baik bagi negara lain dalam membangun ekosistem keuangan digital yang berkelanjutan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Legenda Sepak Bola Dunia Paling Berpengaruh Sepanjang Masa
- 01 Agustus 2025
2.
Jadwal dan Tarif Penyeberangan Feri Terbaru TAA Bangka Belitung
- 01 Agustus 2025
3.
Kereta Api Pasundan Baru, Nyaman dan Ramah Penumpang
- 01 Agustus 2025
4.
Oppo Find X9 Pro Usung Kamera 200MP dan Baterai Jumbo
- 01 Agustus 2025
5.
Kuliner Soto Lamongan: Jejak Tradisi dan Perantauan
- 01 Agustus 2025