Saham BCA Bergerak Positif Menanti Rilis Kinerja

Saham BCA Bergerak Positif Menanti Rilis Kinerja
Saham BCA Bergerak Positif Menanti Rilis Kinerja

JAKARTA - Menjelang paparan kinerja semester I-2025, pergerakan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mulai menunjukkan sinyal positif di awal perdagangan. Penguatan ini mencerminkan antisipasi pelaku pasar terhadap potensi kinerja solid dari salah satu bank terbesar di Indonesia.

Pada pembukaan perdagangan hari Rabu, 30 Juli 2025, saham BBCA dibuka menguat di level Rp8.475 per saham, mengindikasikan sentimen awal yang optimis dari investor. Namun, hingga pukul 11.01 WIB, harga sahamnya terpantau stagnan di posisi Rp8.400 per saham, menandakan adanya konsolidasi pasar sambil menanti data resmi yang akan dirilis perseroan.

BBCA dijadwalkan menggelar paparan publik kinerja keuangan semester I-2025 hari ini, menjadi bank kedua di kategori KBMI 4 yang mempublikasikan kinerjanya setelah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) beberapa waktu lalu.

Baca Juga

KPR BRI Bunga Rendah Dorong Kepemilikan Rumah

Sinyal positif ini juga diperkuat oleh konsensus analis pasar yang menggarisbawahi prospek kuat saham BBCA. Dari 37 analis yang disurvei Bloomberg, sebanyak 34 analis merekomendasikan beli (buy), sementara hanya 3 analis menyarankan untuk menahan (hold). Tidak ada satu pun rekomendasi jual terhadap saham ini.

Proyeksi target harga saham BBCA oleh para analis tersebut berada di kisaran Rp11.183 per saham untuk 12 bulan ke depan. Proyeksi ini menjadi sinyal keyakinan pasar terhadap kemampuan BCA mempertahankan performa dan stabilitas bisnisnya, bahkan di tengah tantangan industri perbankan nasional.

Cerminan kinerja positif BBCA pada lima bulan pertama tahun ini turut menjadi landasan dari proyeksi tersebut. Berdasarkan laporan keuangan bank only BCA, laba bersih tumbuh sebesar 16% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada periode Januari hingga Mei 2025.

Laba bersih yang dikantongi BCA pada periode tersebut tercatat mencapai Rp25,2 triliun. Sebagai pembanding, pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih hanya senilai Rp21,6 triliun. Lonjakan ini dinilai sebagai hasil dari pengelolaan yang solid terhadap pendapatan bunga bersih serta manajemen likuiditas yang efisien.

Secara lebih rinci, pendapatan bunga bersih BCA tumbuh sebesar 7% YoY menjadi Rp33,1 triliun. Peningkatan ini cukup signifikan, terutama mengingat tantangan eksternal berupa biaya likuiditas yang mahal dan kondisi pasar yang fluktuatif.

Fungsi intermediasi perbankan BCA juga terus menunjukkan arah yang positif. Data internal menunjukkan bahwa pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) terus melaju, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit secara bulanan.

Hingga Mei 2025, portofolio kredit yang disalurkan oleh BCA mencapai Rp924 triliun, mengalami pertumbuhan 12% secara tahunan. Sebelumnya, pada bulan April 2025, kredit BCA tercatat di angka Rp923 triliun, sehingga kenaikan secara bulanan terbilang moderat.

Sementara itu, DPK yang berhasil dihimpun pada Mei 2025 mencapai Rp1.155 triliun. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang berada di level Rp1.148 triliun. Kinerja pengumpulan dana ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap BCA, serta pengelolaan dana yang efisien dalam menopang pertumbuhan kredit.

Dari sisi estimasi kinerja semester I-2025, analis memperkirakan BCA mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,31 triliun. Jika angka ini digabungkan dengan kinerja kuartal I-2025 yang sebelumnya telah dirilis sebesar Rp14,14 triliun, maka total laba bersih yang diperkirakan untuk semester pertama tahun ini mencapai Rp28,45 triliun.

Artinya, secara tahunan, laba bersih semester I-2025 BBCA diproyeksikan tumbuh sekitar 5,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp26,9 triliun. Meski tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal-kuartal sebelumnya, tetap saja pencapaian ini menunjukkan ketahanan dan stabilitas fundamental BCA dalam menghadapi tantangan ekonomi makro.

Penguatan saham BBCA menjelang paparan kinerja ini sekaligus menegaskan ekspektasi positif pelaku pasar. Di tengah meningkatnya ketidakpastian global, stabilitas dan fundamental kuat menjadi dua aspek yang sangat diperhatikan oleh investor.

Dengan latar belakang pertumbuhan laba yang berkelanjutan, portofolio kredit yang solid, serta peningkatan DPK yang konsisten, BBCA tampaknya masih menjadi salah satu pilihan utama bagi investor di sektor perbankan nasional.

Jika tren pertumbuhan ini terus berlanjut dan didukung oleh rilis kinerja yang sesuai atau bahkan melebihi ekspektasi pasar, bukan tidak mungkin harga saham BBCA akan mengalami penguatan lanjutan dalam beberapa minggu ke depan.

Selain itu, konsistensi BCA dalam mengelola efisiensi operasional serta strategi bisnis yang adaptif turut mendukung sentimen positif pasar terhadap saham ini.

Menjelang penutupan paruh pertama tahun 2025, investor akan terus mencermati bagaimana realisasi kinerja semester I akan mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar sekunder. Kekuatan fundamental dan strategi jangka panjang BBCA menjadi elemen penting dalam menjaga minat investor di tengah dinamika pasar keuangan yang terus bergerak cepat.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

HP Samsung Murah dengan USB OTG

HP Samsung Murah dengan USB OTG

3 Shio Ini Diprediksi Dapat Rezeki Besar Akhir Juli 2025

3 Shio Ini Diprediksi Dapat Rezeki Besar Akhir Juli 2025

Wijaya Karya Perkuat Energi Lewat Proyek Balongan

Wijaya Karya Perkuat Energi Lewat Proyek Balongan

MIND ID Dukung Swasembada Lewat Program Petani Mandiri

MIND ID Dukung Swasembada Lewat Program Petani Mandiri

Reklamasi Perusahaan Tambang Jadi Syarat Wajib RKAB

Reklamasi Perusahaan Tambang Jadi Syarat Wajib RKAB