KAI Hadirkan Face Recognition Mudahkan Naik Kereta
JAKARTA - Perjalanan menggunakan transportasi kereta api kini semakin mudah, praktis, dan modern berkat inovasi teknologi yang dihadirkan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Mulai Agustus 2025, sebanyak 22 stasiun di Indonesia telah dilengkapi dengan layanan face recognition (FR), yakni teknologi pengenalan wajah yang memungkinkan penumpang melakukan proses boarding tanpa perlu lagi menunjukkan tiket fisik, e-boarding pass, maupun e-KTP.
Vice President Public Relation KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari transformasi digital yang terus digalakkan perusahaan dalam meningkatkan pelayanan publik. “Teknologi face recognition boarding gate mengimplementasikan teknologi digital saat pelanggan melakukan boarding,” jelas Anne.
Dengan hadirnya teknologi ini, pengalaman naik kereta api menjadi lebih lancar, efisien, sekaligus ramah lingkungan karena mampu mengurangi penggunaan kertas tiket dalam jumlah signifikan.
Baca Juga
Efisiensi Tinggi dan Hemat Kertas
KAI mencatat, teknologi face recognition sebenarnya sudah mulai diperkenalkan sejak tahun 2022. Sejak itu hingga 2025, total penggunaan FR oleh penumpang kereta api telah mencapai 16.398.343 kali. Angka yang besar ini berdampak nyata terhadap penghematan kertas tiket. Tercatat sebanyak 40.296 rol kertas berhasil dihemat, setara dengan nilai ekonomi sekitar Rp 599.136.661.
Khusus pada periode 1 Januari hingga 31 Juli 2025, sebanyak 6.318.132 pelanggan sudah memanfaatkan layanan boarding berbasis FR. Hal ini membuat KAI mampu menekan kebutuhan kertas tiket hingga 16.295 rol, atau senilai Rp 239.129.125.
Bagi perusahaan transportasi besar seperti KAI, penghematan ini tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga sejalan dengan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. Setiap rol kertas yang tidak lagi dicetak menjadi bukti nyata bahwa teknologi digital bisa membantu menekan limbah sekaligus mendukung program ramah lingkungan.
Pengalaman Penumpang Semakin Mudah
Salah satu lokasi yang sudah mengimplementasikan teknologi ini adalah Stasiun Gambir di Jakarta. Penerapan face recognition di stasiun besar seperti Gambir terbukti memperlancar proses check-in penumpang, terutama pada periode sibuk seperti libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Penumpang tidak lagi repot mencari atau mencetak tiket, cukup berdiri di depan boarding gate dan melakukan pemindaian wajah. Pintu akan terbuka otomatis, dan proses naik kereta pun berlangsung tanpa hambatan.
Bagi pelanggan, hal ini jelas menambah kenyamanan sekaligus efisiensi waktu. Sistem ini juga meningkatkan keamanan karena data sudah terintegrasi secara digital, sehingga meminimalkan risiko tiket palsu atau hilang.
Cara Mendaftar Face Recognition
Agar dapat menggunakan layanan ini, pelanggan perlu terlebih dahulu melakukan registrasi face recognition. KAI menyediakan kemudahan dengan proses pendaftaran secara online melalui aplikasi Access by KAI.
Tahapannya cukup sederhana: pertama, pengguna harus sudah memiliki akun di aplikasi tersebut. Setelah masuk ke dalam aplikasi, pilih menu “Registrasi Face Recognition”, setujui syarat dan ketentuan, isi data diri sesuai identitas, unggah foto selfie, lalu klik “Daftar Sekarang”.
Setelah proses pendaftaran selesai, pelanggan dapat langsung memanfaatkan teknologi ini di stasiun. Pada saat melakukan boarding, cukup memindai wajah di gate, dan sistem otomatis mengenali data yang sudah terdaftar. Proses ini membuat perjalanan jauh lebih ringkas tanpa harus menunjukkan dokumen tambahan.
Dampak Positif untuk Lingkungan dan Pelanggan
Implementasi face recognition di 22 stasiun bukan hanya soal modernisasi layanan, tetapi juga mencerminkan komitmen KAI terhadap lingkungan. Dengan berkurangnya penggunaan kertas tiket, maka jumlah pohon yang ditebang untuk produksi kertas juga dapat ditekan. Langkah ini sekaligus mendukung gaya hidup berkelanjutan yang kini semakin menjadi perhatian masyarakat.
Selain itu, efisiensi yang dirasakan penumpang tidak sekadar menghemat waktu. Sistem ini juga memberi rasa aman lebih tinggi, mengingat semua data pelanggan tersimpan dalam sistem resmi KAI. Penumpang tidak perlu lagi khawatir kehilangan tiket atau mengalami kesulitan saat menunjukkan dokumen perjalanan.
Transformasi Digital KAI
Penerapan face recognition merupakan bagian dari agenda transformasi digital yang terus dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia. Sebelumnya, KAI telah meluncurkan berbagai inovasi berbasis teknologi untuk mendukung kenyamanan penumpang, termasuk aplikasi pemesanan tiket online, layanan check-in digital, hingga fasilitas isi ulang air minum gratis hanya dengan membawa tumbler.
Dengan langkah ini, KAI menegaskan komitmennya untuk selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman, meningkatkan kualitas layanan, serta mendorong efisiensi dalam operasional. Ke depan, bukan tidak mungkin layanan face recognition akan diperluas ke lebih banyak stasiun di seluruh Indonesia, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
Penerapan face recognition di 22 stasiun adalah tonggak baru dalam dunia transportasi kereta api di Indonesia. Teknologi ini menghadirkan kombinasi antara kenyamanan, keamanan, dan kepedulian terhadap lingkungan. Data penghematan kertas yang begitu besar menunjukkan bahwa inovasi digital benar-benar membawa dampak nyata, tidak hanya bagi perusahaan dan penumpang, tetapi juga bagi keberlanjutan bumi.
Sebagaimana disampaikan Anne Purba, langkah ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk terus menghadirkan layanan berbasis digital yang memudahkan pelanggan. Dengan dukungan teknologi canggih, perjalanan kereta api kini tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan.
KAI berharap inovasi ini bisa memperkuat kepercayaan publik terhadap transportasi kereta api, sekaligus menjadikan moda transportasi ini sebagai pilihan utama masyarakat untuk bepergian secara nyaman, aman, modern, dan berkelanjutan.
Rekomendasi
