JAKARTA - Pencapaian luar biasa kembali ditorehkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dalam kancah pembangunan infrastruktur nasional. Tidak hanya menyelesaikan dua proyek jembatan strategis, ADHI juga sukses meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor tersebut menandai keberhasilan ADHI dalam menggabungkan teknologi konstruksi modern dengan nilai estetika tinggi, menjadikan infrastruktur bukan hanya kokoh, tetapi juga memukau secara visual dan fungsional.
MURI secara resmi menganugerahkan dua rekor kepada ADHI. Penganugerahan ini dihadiri oleh jajaran manajemen ADHI dan sejumlah pemangku kepentingan nasional. Beberapa tokoh yang hadir antara lain Manajer Operasi II Departemen Infrastruktur II ADHI Ahmad Samsu Bagiono, Project Manager Jembatan Pandansimo Yoga Adi Prasetya, serta Project Manager Jembatan Pulau Balang II Ismail Tahir.
Rekor pertama diberikan kepada Jembatan Pandansimo yang berlokasi di Yogyakarta. Jembatan ini dinobatkan sebagai Jembatan Terpanjang dengan Struktur Corrugated Steel Plate (CSP) dan Timbunan Ringan Mortar Busa, dengan panjang mencapai 675 meter. Pilihan penggunaan teknologi CSP dalam pembangunan jembatan ini tidak hanya memberikan efisiensi dari sisi material, tetapi juga menghadirkan ketahanan yang tinggi terhadap tekanan lingkungan. Sementara itu, pemakaian mortar busa sebagai material timbunan menjawab tantangan konstruksi di wilayah tanah pesisir yang cenderung lunak.
Di sisi lain, penghargaan kedua diraih oleh proyek Duplikasi Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek II di Kalimantan Timur. Proyek ini mencetak rekor nasional sebagai Jembatan dengan Pemasangan Lampu Dekoratif Terbanyak (LED DOT RGBW), yakni sebanyak 17.340 unit. Penerangan inovatif ini memberikan nilai tambah signifikan bagi jembatan tersebut, baik dari segi keamanan pengguna pada malam hari, maupun dari sisi estetika yang menjadikannya landmark baru dalam perjalanan menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
Keberhasilan ini menjadi simbol dedikasi ADHI dalam menciptakan infrastruktur yang tidak sekadar berfungsi teknis, tetapi juga memiliki dampak visual dan sosial yang luas. Penerapan teknologi terkini serta inovasi desain yang memadukan keindahan dengan kekuatan menjadi dasar pendekatan baru yang diterapkan perusahaan dalam setiap proyeknya.
Direktur Utama ADHI menggarisbawahi bahwa kedua penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menciptakan infrastruktur berkelas dunia yang mengedepankan efisiensi, keberlanjutan, dan juga keindahan.
“Kami ingin membuktikan bahwa infrastruktur bisa menjadi karya seni yang fungsional. Melalui teknologi dan inovasi, kami mengintegrasikan kekuatan struktur dengan keindahan visual yang berdampak langsung pada masyarakat,” ungkapnya.
Keunikan pendekatan ADHI ini turut mempertegas posisi perusahaan sebagai BUMN konstruksi yang tidak hanya fokus pada aspek teknis, namun juga memperhatikan nilai-nilai jangka panjang, seperti keberlanjutan lingkungan dan manfaat sosial dari setiap pembangunan.
Sebagai salah satu proyek unggulan, Jembatan Pandansimo tidak hanya membanggakan dari sisi panjang dan teknologi yang digunakan, namun juga memperlihatkan ketepatan eksekusi di medan yang tidak mudah. Struktur Corrugated Steel Plate yang digunakan memberikan fleksibilitas dalam desain dan kekuatan optimal bagi jembatan yang dibangun di area pesisir. Di sisi lain, penggunaan mortar busa sebagai material ringan menunjukkan strategi efisien dalam mengatasi tantangan tanah lunak yang berisiko tinggi terhadap penurunan struktur.
Sementara itu, Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek II yang melintasi jalur strategis menuju wilayah Ibu Kota Negara menjadi wajah baru dari infrastruktur modern yang juga memperhatikan tampilan estetika. Pemasangan 17.340 unit lampu LED DOT RGBW memberikan kesan dinamis, futuristik, dan menciptakan daya tarik tersendiri bagi wilayah sekitar. Teknologi pencahayaan ini tidak hanya memperindah jembatan, tetapi juga menjamin visibilitas dan keamanan pengguna jalan saat malam hari.
Melalui kedua proyek tersebut, ADHI memperlihatkan bagaimana pembangunan infrastruktur dapat melampaui batas fungsi dasar. Infrastruktur tidak lagi hanya tentang beton dan baja, melainkan tentang inovasi, daya tahan, estetika, dan keberlanjutan sosial. Hal ini sekaligus mencerminkan transformasi visi pembangunan nasional yang lebih progresif, berorientasi jangka panjang, dan memberikan nilai tambah nyata bagi masyarakat.
Perusahaan berharap, keberhasilan pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh pelaku industri konstruksi untuk terus berinovasi dan menetapkan standar baru dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Pendekatan integratif yang dilakukan ADHI menggabungkan kekuatan desain, teknologi, efisiensi, dan dampak sosial—diharapkan mampu menjadi model pembangunan jembatan dan infrastruktur serupa di masa mendatang.
Rekor yang diraih Jembatan Pandansimo dan Jembatan Pulau Balang II menegaskan bahwa ADHI tidak sekadar membangun struktur, tetapi juga menciptakan identitas dan kebanggaan nasional. Proyek-proyek tersebut menjadi simbol kemajuan dan bukti bahwa dengan perencanaan yang matang, pemilihan teknologi yang tepat, serta komitmen terhadap kualitas dan estetika, Indonesia mampu memiliki infrastruktur setara dunia.