Saham Bank Swasta Tunjukkan Ketangguhan, Analis Berikan Rekomendasi
- Rabu, 08 Oktober 2025

JAKARTA - Di tengah tekanan yang masih membayangi saham bank besar, terutama kelompok KBMI 4 dan bank pelat merah, saham bank swasta justru mencuri perhatian investor dengan kinerja yang lebih tangguh.
Meskipun laba bank besar menunjukkan perbaikan secara bulanan, sentimen negatif tetap membayangi pergerakan harga sahamnya, membuat investor beralih mencermati bank swasta dengan pertumbuhan lebih stabil.
Salah satu contoh nyata adalah PT Bank Permata Tbk (BNLI). Hingga penutupan perdagangan Selasa, 7 Oktober 2025, harga saham BNLI melonjak 503,17% sepanjang tahun ini, menembus level Rp 5.700. Kenaikan ini sejalan dengan kinerja keuangan perseroan yang mencatat pertumbuhan laba 9,39% dalam delapan bulan pertama 2025, dengan tren positif yang konsisten setiap bulannya.
Baca JugaSaham Bank Swasta Tunjukkan Ketangguhan, Analis Berikan Rekomendasi
Kinerja solid juga terlihat pada PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII). Dalam tiga bulan terakhir, saham BNII naik 5,58% ke posisi Rp 208. Laba BNII pada delapan bulan pertama 2025 mencatat pemulihan signifikan, bahkan melonjak hingga 100%, mencerminkan pengelolaan bisnis yang lebih fleksibel dan efisien dibandingkan bank pelat merah.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai bahwa bank swasta memiliki peluang pertumbuhan yang lebih besar dibanding bank milik negara. Menurutnya, bank pelat merah sering terikat penugasan pemerintah, sementara bank swasta lebih lincah mengembangkan ekosistem bisnis sendiri.
“Risiko saham bank swasta juga relatif lebih kecil karena sudah punya pasar masing-masing,” ujar Nico. Hal ini membuat bank swasta lebih menarik bagi investor yang mencari kombinasi pertumbuhan dan kestabilan.
Pendapat senada datang dari Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer. Ia menyebut kuartal ini merupakan momentum positif bagi saham bank lapis dua. Penguatan saham bank swasta, menurutnya, didorong oleh ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan yang lebih terukur dengan risiko lebih rendah dibanding bank Himbara.
“Bank swasta lebih fleksibel dan cepat menyesuaikan strategi bisnis,” jelas Miftahul. Kemampuan adaptasi ini menjadi kunci dalam menjaga kinerja di tengah tekanan pasar dan volatilitas ekonomi global.
Selain itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menekankan bahwa salah satu faktor pendukung kekuatan bank swasta adalah minimnya tekanan jual asing. Bank besar cenderung rentan karena kepemilikan asing yang besar, sementara porsi asing di bank swasta relatif kecil. Hal ini membuat bank swasta lebih defensif terhadap tekanan makroekonomi.
“Investor asing kini lebih wait and see terhadap big banks karena masih menunggu arah kebijakan fiskal, stabilitas rupiah, dan lambatnya pertumbuhan kredit,” ungkap Ekky. Dengan posisi kepemilikan yang lebih domestik, saham bank swasta lebih stabil saat terjadi gejolak pasar global maupun lokal.
Dari sisi rekomendasi saham, Nico menyarankan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sebagai pilihan menarik. Ia menyoroti pertumbuhan pesat bank ini, terutama dalam adopsi teknologi digital, dengan target harga Rp 2.100. Peningkatan digitalisasi dinilai mampu memperluas basis nasabah dan meningkatkan efisiensi operasional, sehingga mendukung prospek pertumbuhan jangka panjang.
Sementara itu, Miftahul tetap menonjolkan BNLI sebagai saham pilihan dengan target harga Rp 6.000. Meski demikian, ia mengingatkan investor untuk tetap memperhatikan risiko likuiditas dan volatilitas. Menurutnya, meskipun kinerja fundamental kuat, saham bank swasta tetap rentan terhadap fluktuasi pasar, sehingga strategi investasi yang hati-hati tetap diperlukan.
Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran fokus investor dari bank besar ke bank swasta lapis kedua yang lebih tangguh. Faktor-faktor seperti fleksibilitas operasional, risiko lebih rendah dari tekanan asing, dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi membuat bank swasta semakin diminati.
Secara keseluruhan, tren positif saham bank swasta di kuartal IV-2025 memberikan sinyal bahwa investor mulai mencari alternatif yang lebih aman dan stabil, sambil tetap memanfaatkan potensi pertumbuhan yang solid. Kinerja BNLI, BNII, dan BNGA menjadi contoh bagaimana bank swasta mampu menunjukkan ketangguhan di tengah tekanan pasar yang belum sepenuhnya pulih.
Dengan rekomendasi analis dan pertumbuhan laba yang terus meningkat, saham bank swasta diprediksi tetap menjadi sorotan investor hingga akhir tahun. Investor yang mencari kombinasi risiko moderat dan potensi imbal hasil menarik kini memiliki opsi baru di pasar saham, yaitu memanfaatkan momentum positif dari bank swasta lapis kedua.

Mazroh Atul Jannah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Tahapan dan Gejala Menopause yang Perlu Diketahui Perempuan
- 08 Oktober 2025
2.
Resep Bistik Ayam Sederhana, Enak, dan Mudah Dibuat di Rumah
- 08 Oktober 2025
3.
Rekomendasi Kuliner Sunda Rendah Kalori, Tetap Nikmat untuk Diet
- 08 Oktober 2025
4.
Mau Tubuh Bugar? Ini 12 Makanan Tinggi Protein Selain Telur
- 08 Oktober 2025
5.
Menkes Budi Ungkap Cara Mudah Menyiapkan Bekal Sehat
- 08 Oktober 2025