5 Brand Fashion Lokal Ramah Lingkungan yang Stylish dan Berkelanjutan
JAKARTA — Kesadaran akan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan kini merambah dunia fashion, termasuk di Indonesia. Munculnya gerakan melawan dampak buruk fast fashion telah melahirkan sejumlah merek lokal yang mengusung konsep sustainable fashion. Mereka hadir tidak hanya dengan gaya menarik, tetapi juga dengan misi untuk menjaga bumi, mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, hingga keterlibatan sosial di masyarakat.
Fenomena ini tak lepas dari meningkatnya kesadaran konsumen yang kini mencari produk fashion yang tidak hanya menarik secara estetika, tapi juga berdampak positif bagi lingkungan. Sejumlah brand lokal telah membuktikan bahwa fashion ramah lingkungan bisa tetap tampil stylish dan kompetitif di pasar. Berikut lima brand fashion berkelanjutan asal Indonesia yang patut dilirik:
Controlnew (CTRL+N): Mengubah Limbah Tekstil Menjadi Aksesori Eksklusif
Baca Juga
Didirikan sejak 2018, Controlnew (CTRL+N) mengusung misi untuk menciptakan produk fashion dari kain sisa dan pakaian bekas. Semua produk, seperti tas laptop, dompet, goodie bag, dan topi, diolah dari bahan daur ulang yang disusun dalam tiga lapisan dengan desain tambal unik dan tidak ada yang benar-benar sama.
"Kami berupaya mengoptimalkan kain bekas untuk dijadikan produk baru yang tetap berguna. Setiap item kami memiliki karakter unik, sehingga setiap konsumen menjadi pemilik satu-satunya dari produk tersebut," ungkap tim produksi CTRL+N.
Proses produksinya mencakup tahap penyortiran pakaian bekas, penyusunan pola kain, hingga tahap akhir berupa jahitan dan pengemasan, menjadikan setiap produknya eksklusif dan ramah lingkungan.
Indosole: Ubah Ban Bekas Jadi Alas Kaki Bergaya
Indosole adalah pionir alas kaki berkelanjutan di Indonesia yang berfokus pada pengolahan ban bekas menjadi sol sepatu. Langkah ini diambil untuk mengurangi jumlah ban yang mencemari lingkungan dan sulit terurai.
"Misi kami sederhana, yaitu mengubah limbah yang tak terpakai menjadi produk yang fungsional dan stylish. Kami percaya bahwa setiap langkah kecil memiliki dampak besar untuk bumi," kata tim Indosole.
Seluruh proses produksi dilakukan di Indonesia dengan standar emisi karbon yang rendah. Sejak 2014, Indosole telah terdaftar sebagai B Corporation, yang menandakan komitmen mereka terhadap standar sosial dan lingkungan global. Produk mereka juga sudah menembus pasar internasional, termasuk Singapura, Jepang, Australia, serta beberapa negara di Eropa dan Timur Tengah.
Kanagoods: Batik Modern Berbalut Warna Alami
Dibentuk oleh desainer Sancaya Rini, Kanagoods memadukan teknik batik tulis tradisional dengan desain minimalis modern. Ciri khas utamanya adalah penggunaan pewarna alami dari tanaman Indigofera Tinctoria, yang menghasilkan warna biru yang khas dan menenangkan.
"Kami ingin menunjukkan bahwa batik tak harus kuno atau penuh motif ramai. Dengan pewarna alami dan potongan minimalis, batik bisa menjadi simbol fashion yang modern dan ramah lingkungan," ujar Sancaya.
Tak hanya dari sisi bahan, Kanagoods juga mengusung prinsip slow fashion, yang memastikan setiap proses produksi dilakukan dengan seksama tanpa membebani lingkungan. Selain itu, brand ini juga memberdayakan komunitas lokal dan pengrajin tradisional sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan pembangunan ekonomi.
Seratus Kapas: Nyaman, Fungsional, dan Ramah Bumi
Seratus Kapas merupakan brand fashion lokal yang mengedepankan bahan alami dan prinsip slow fashion. Produk mereka dibuat dari kain linen dan raw fabrics, yang kemudian diberi warna menggunakan pewarna alami seperti akar, daun, dan kulit kayu.
Gaya khas Seratus Kapas adalah oversized minimalis yang nyaman dipakai sehari-hari namun tetap terlihat modis. Desainnya yang simple dan timeless cocok untuk pecinta fashion yang juga peduli terhadap keberlangsungan planet ini.
"Kami ingin memberikan alternatif gaya yang nyaman, tidak cepat berganti tren, dan tentunya ramah lingkungan. Dengan begitu, konsumen bisa merasa baik dari luar maupun dalam saat mengenakan produk kami," jelas tim Seratus Kapas.
Topiku: Topi Keren dari Sampah Industri
Nama Topiku memang unik, namun misi di balik brand ini jauh lebih kuat. Didirikan dengan fokus pada pengolahan limbah industri dan bahan daur ulang, Topiku menciptakan topi dari kain sisa, kulit bekas sepatu, aluminium dari kaleng, hingga plastik HDPE dari ember bekas.
"Kami percaya bahwa barang buangan pun bisa menjadi produk bernilai tinggi dengan sentuhan kreativitas dan proses yang bertanggung jawab," terang tim kreatif Topiku.
Topiku juga dikenal aktif menggandeng pengrajin lokal di Bandung, memberikan dukungan finansial dan pelatihan agar mereka dapat terus berkarya. Tak hanya sukses di pasar lokal, Topiku telah bekerja sama dengan organisasi global seperti Google, IKEA, dan The World Bank untuk memproduksi topi berkonsep sustainable. Produk mereka bervariasi, dari baseball cap, bucket hat, hingga five-panel cap, dan telah mengantongi sertifikasi B Corp dan Climate Neutral.
Meningkatkan Gaya Sambil Menjaga Bumi
Kemunculan brand-brand lokal yang berorientasi pada sustainability menunjukkan bahwa kesadaran akan isu lingkungan mulai menjadi bagian penting dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Dari pakaian hingga aksesoris seperti topi, pilihan produk ramah lingkungan kini makin beragam dan mudah dijangkau.
Dengan membeli dari brand-brand ini, konsumen tak hanya mendapatkan produk berkualitas dan unik, tetapi juga ikut serta dalam gerakan global untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pilihanmu bisa jadi langkah nyata untuk masa depan bumi yang lebih hijau.
Jika kamu ingin tampil modis sekaligus berdampak positif, brand-brand sustainable fashion lokal ini adalah jawabannya.
Rekomendasi
