Cadangan Nikel Melimpah, Indonesia Perkuat Ekosistem EV Dunia
JAKARTA — Indonesia dinilai berpotensi besar menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik (EV) global, didorong oleh kekayaan cadangan nikel nasional yang mencapai 5,33 miliar ton. Potensi ini menempatkan Indonesia di posisi strategis sebagai penggerak utama ekosistem kendaraan listrik dunia, sekaligus menjadikannya pusat rantai pasok baterai EV global.
Cadangan nikel Indonesia tercatat sebagai yang terbesar kedua di dunia berdasarkan data United States Geological Survey (USGS) dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Total sumber daya bijih nikel di Indonesia mencapai 18,55 miliar ton, dengan cadangan terbukti sebesar 5,33 miliar ton. Nikel adalah komponen utama dalam pembuatan baterai lithium-ion, yang menjadi jantung dari kendaraan listrik modern.
Tren EV Global Menguat, Indonesia Pegang Peran Strategis
Baca JugaKoperasi Desa Merah Putih Pangkas Biaya Logistik Harga Terjangkau
CEO Formula E, Jeff Dodds, dalam konferensi Racing Towards Energy Security and Climate Action in a Changing World Order yang digelar di Jakarta, menyoroti peran sentral Indonesia dalam peta industri kendaraan listrik dunia. Ia mengatakan bahwa dunia saat ini berada dalam fase transformasi besar menuju kendaraan listrik.
“Kita telah berada di tengah revolusi energi yang nyata. EV bukan lagi teknologi masa depan ia adalah realitas hari ini,” ujar Dodds.
Menurut Dodds, dalam satu dekade terakhir, penjualan kendaraan listrik global melonjak drastis. Dari hanya 300.000 unit, kini mencapai 15 hingga 20 juta unit per tahun secara global. Tren ini juga terlihat di Indonesia, di mana penjualan kendaraan listrik meningkat seiring dengan dukungan kebijakan pemerintah, pembangunan infrastruktur, dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya energi bersih.
“Indonesia menempati posisi yang sangat penting dalam peta global EV. Bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai katalis bagi rantai pasok industri kendaraan listrik,” tegas Dodds.
Hilirisasi Nikel Jadi Strategi Kunci
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah tegas untuk mengoptimalkan potensi nikel nasional melalui kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah dan fokus pada program hilirisasi mineral. Langkah ini bertujuan untuk mengubah nikel mentah menjadi produk turunan bernilai tinggi seperti feronikel, Nickel Pig Iron (NPI), dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang sangat dibutuhkan dalam produksi baterai EV.
Perusahaan tambang nasional seperti PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Vale Indonesia Tbk, yang tergabung dalam Grup MIND ID, berperan aktif dalam mendukung agenda hilirisasi ini.
MIND ID Perkuat Rantai Pasok EV Nasional
Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, menegaskan bahwa kendaraan listrik adalah ruang pasar strategis dengan prospek besar di masa depan. Menurutnya, Indonesia memiliki kekuatan unik dalam bentuk sumber daya alam yang melimpah dan kemampuan hilirisasi yang kian matang.
“MIND ID bersama seluruh anggota grup akan terus memaksimalkan kapasitas dan membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak agar potensi besar ini benar-benar bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan bangsa,” kata Dany.
Ia menyebutkan bahwa Grup MIND ID telah secara konsisten merealisasikan sejumlah proyek strategis yang menjadi fondasi penting bagi ekosistem kendaraan listrik nasional:
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang mampu memproduksi 1 juta ton alumina per tahun. Alumina merupakan bahan baku utama aluminium, yang digunakan untuk rangka dan bodi kendaraan listrik.
Smelter nikel di Pomalaa, Morowali, Sorowako, dan Halmahera Timur yang difokuskan untuk memproduksi NPI dan MHP, bahan baku utama baterai EV.
Smelter tembaga di Gresik, dengan kapasitas produksi 600.000 ton katoda tembaga per tahun, komponen vital untuk sistem kelistrikan di dalam kendaraan listrik.
Pilot proyek coal to graphite di Sumatera Selatan, untuk mengubah batu bara menjadi grafit sintetis dan anoda sheet, komponen penting dalam baterai EV—terobosan besar mengingat Indonesia belum memiliki tambang grafit alam yang ekonomis.
Melalui lembaga riset Indonesia Mining & Minerals Research Institute (IMMRI), MIND ID juga terus berkomitmen menghadirkan inovasi dan teknologi terkini di sektor mineral strategis.
“Kunci untuk memenangkan perlombaan ini adalah semangat untuk terus melakukan riset dan pengembangan. Kami tidak akan berhenti pada proyek yang sudah berjalan, inovasi harus terus hidup,” pungkas Dany.
Generasi Muda Jadi Agen Perubahan
Jeff Dodds juga menyoroti antusiasme masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, terhadap kendaraan listrik. Tingginya minat publik dinilai sebagai sinyal kuat bahwa transisi menuju teknologi hijau mendapat dukungan dari bawah, bukan hanya dari level kebijakan.
Ia optimistis tren ini akan terus menguat dan berkontribusi pada target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional sebesar 30% pada tahun 2030, sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah.
“Tren ini bukan hanya soal inovasi teknologi, tetapi juga momentum global yang menyatukan industri, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih hijau, cepat, dan berkelanjutan,” tambah Dodds.
Indonesia Menuju Pusat EV Dunia
Dengan cadangan nikel yang melimpah, kebijakan hilirisasi yang agresif, serta komitmen kuat dari pemerintah dan BUMN strategis seperti MIND ID, Indonesia kini berada di jalur cepat untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik dunia.
Integrasi dari hulu ke hilir dari eksplorasi mineral hingga produksi komponen baterai membuktikan bahwa Indonesia tak sekadar pasar, melainkan juga penggerak utama dalam ekosistem EV global.
Ke depan, kolaborasi antara industri, pemerintah, dan lembaga riset menjadi kunci untuk memastikan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia mampu dikonversi menjadi nilai tambah yang besar bagi perekonomian nasional dan kelestarian lingkungan dunia.
Rekomendasi
