IHSG Menguat Awal Pekan, Bursa Asia Bergerak Positif Stabil

IHSG Menguat Awal Pekan, Bursa Asia Bergerak Positif Stabil
IHSG Menguat Awal Pekan, Bursa Asia Bergerak Positif Stabil

JAKARTA - Memasuki awal pekan, pasar modal Indonesia menunjukkan sinyal positif di tengah tekanan eksternal yang belum mereda. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 21 Juli 2025 pagi dibuka menguat sebesar 54,40 poin atau 0,74 persen, menembus posisi 7.366,31. Penguatan juga terjadi pada indeks LQ45, yang naik 4,70 poin atau 0,60 persen ke posisi 789,91.

Kinerja ini mencerminkan sikap investor yang masih optimistis meskipun risiko global masih membayangi. Lonjakan indeks dipandang sebagai reaksi awal pasar terhadap ekspektasi kebijakan dan data ekonomi baik dari luar maupun dalam negeri.

Sentimen Eksternal Dominasi Perhatian Investor

Baca Juga

IHSG Menguat Awal Pekan, Bursa Asia Bergerak Positif Stabil

Dalam catatan analisisnya, Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menyebut bahwa pasar keuangan Indonesia pekan ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor global, khususnya kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang kembali agresif.

“Sentimen pasar keuangan pekan ini akan lebih banyak dipengaruhi dari eksternal, terutama soal detail dari tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Indonesia, maupun sebaliknya. IHSG berpeluang menguat pada awal pekan ini,” tulis tim riset tersebut dalam laporannya dari Jakarta.

Pernyataan ini menyoroti fokus utama pelaku pasar terhadap dinamika perdagangan global, termasuk potensi beban baru bagi ekspor Indonesia akibat rencana tarif dagang baru dari Negeri Paman Sam.

Trump Siapkan Tarif Baru, Targetkan UE

Dari kancah internasional, kebijakan Presiden Donald Trump kembali menjadi perhatian pelaku pasar. Ia mendesak penerapan tarif minimum sebesar 15 persen hingga 20 persen terhadap barang dari Uni Eropa (UE). Bila tidak ada kesepakatan hingga 1 Agustus, Trump mengancam akan menaikkan tarif menjadi 30 persen.

Langkah ini dinilai dapat menimbulkan eskalasi perang dagang baru antara AS dan UE. Ketegangan semacam ini sangat memengaruhi sentimen global dan berpotensi menyeret negara berkembang seperti Indonesia ke dalam dampak negatifnya melalui ketidakstabilan arus modal dan harga komoditas.

Data Ekonomi AS Kembali Stabil

Meskipun kebijakan tarif menimbulkan kecemasan, pelaku pasar juga menemukan kabar baik dari Amerika Serikat. Hasil Survei Konsumen Universitas Michigan periode Juli 2025 menunjukkan adanya peningkatan sentimen konsumen sebesar 1,8 persen, mencapai level 61,8. Angka ini sesuai ekspektasi pasar dan merupakan yang tertinggi sejak Februari 2025.

Data ini mencerminkan bahwa kekuatan konsumsi domestik AS masih terjaga, yang artinya peluang resesi dalam jangka pendek mengecil. Stabilitas ini memberi dampak positif ke bursa saham dunia, termasuk pasar Asia dan Indonesia.

Tiongkok Tunggu Keputusan Suku Bunga

Dari Asia, perhatian investor juga tertuju pada pengumuman suku bunga pinjaman oleh bank sentral Tiongkok. Konsensus analis memperkirakan tidak ada perubahan, alias suku bunga akan dipertahankan di level saat ini.

Keputusan ini akan menunjukkan arah kebijakan moneter Negeri Tirai Bambu ke depan. Stabilitas kebijakan dari negara ekonomi terbesar kedua dunia ini sering kali menjadi katalis penting untuk pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Fokus Domestik: Laporan Keuangan Emiten

Dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati laporan keuangan emiten semester I 2025, yang dirilis secara bertahap sepanjang pekan. Perhatian khusus tertuju pada bank-bank besar (big caps banks) yang punya pengaruh besar terhadap indeks.

Jika kinerja perusahaan tercatat menunjukkan hasil solid, maka IHSG bisa mendapatkan pijakan tambahan untuk terus menguat. Sebaliknya, hasil mengecewakan bisa memicu aksi ambil untung.

Bursa Dunia Berakhir Variatif

Bursa Eropa dan Wall Street ditutup dengan pergerakan campuran. Di Eropa, Euro Stoxx 50 turun 0,33 persen, DAX Jerman juga melemah 0,33 persen, namun FTSE 100 Inggris naik 0,22 persen dan CAC Prancis stagnan dengan kenaikan tipis 0,01 persen.

Di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average melemah 0,32 persen, S&P 500 turun 0,01 persen, sementara Nasdaq menguat 0,05 persen.

Bursa Asia Bergerak Campuran

Bursa Asia pada Senin pagi menunjukkan pergerakan variatif sebagai respons terhadap berita global dan regional:

Nikkei Jepang melemah 82,08 poin atau 0,21 persen ke 39.819,11

Shanghai Composite menguat 15,25 poin atau 0,42 persen ke 3.549,76

Hang Seng Hong Kong naik 146,34 poin atau 0,59 persen ke 24.958,00

Straits Times Singapura menguat 33,23 poin atau 0,79 persen ke 4.222,00

Pergerakan ini menggambarkan sentimen pasar yang beragam, tergantung pada ekspektasi masing-masing negara terhadap kebijakan fiskal dan moneter yang sedang berjalan.

Proyeksi IHSG Jangka Pendek

Dengan berbagai faktor yang sedang berkembang, arah IHSG ke depan akan sangat dipengaruhi oleh sinergi antara kinerja keuangan emiten domestik dan situasi global, terutama kebijakan dagang AS.

Jika hasil laporan keuangan positif dan ketegangan perdagangan tidak memburuk, maka peluang IHSG untuk terus bergerak naik tetap terbuka. Namun, investor juga disarankan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi jangka pendek akibat gejolak global yang tak menentu.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Deep Learning Jadi Pendekatan Baru dalam Kurikulum Nasional Sekolah

Deep Learning Jadi Pendekatan Baru dalam Kurikulum Nasional Sekolah

Harga Emas Stabil, Antam dan Pegadaian Tawarkan Rp 1,9 Juta

Harga Emas Stabil, Antam dan Pegadaian Tawarkan Rp 1,9 Juta

Rumah Sakit Otak Nasional Siap Beroperasi, Wijaya Karya Rampungkan

Rumah Sakit Otak Nasional Siap Beroperasi, Wijaya Karya Rampungkan

Hutama Karya Jaga Kualitas Tol Pekanbaru Dumai Lewat Pemeliharaan

Hutama Karya Jaga Kualitas Tol Pekanbaru Dumai Lewat Pemeliharaan

Bandara SSK II Pantau Kabut Asap, Penerbangan Masih Normal

Bandara SSK II Pantau Kabut Asap, Penerbangan Masih Normal